Minggu, 25 April 2010

Posted by ERINUS MOSIP, S.P Posted on 10.52 | 2 comments

Perkembangbiakan tanaman secara vegetatif

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Manusia hidup hampir mutlak tergantung pada tanaman untuk bertahan hidup.Bahan yang dimakan tersebut tanpa ada kecualinya, adalah bahan – bahan yang berasal dari tanaman dan diturunkan dari tanamam seperti daging telur dan hasil – hasil susu.Tanaman juga sebagai sumber terbesar, baik langsung maupun tidak langsung, untuk sebangian besar bahan pakaian, bahan bakar, obat- obatan, bahan kontruksi dan lain sebagainya.
Dengan mempertimbangkan sangat pentingnya tanaman, manusia mengadakan inovasi baru untuk memperbanyak tanaman dengan menghasilkan jumlah yang banyak dan waktu yang singkat.
Perkembangbiakan tanaman banyak ditekankan pada usaha mempertinggi produksivitas hasil pertanian.Perkembangbiakan tanaman sangat berperan besar dalam mempertinggi produksivitas pertanian.Ada dua cara pembiakan tanaman ialah:
(1) Secara generatif/reproduktif (secara kawin) dengan menggunakan benih (biji yang memenuhi persyaratan sebagai bahan tanaman;
(2) Secara vegetatif (secara tak kawin) dengan menggunakan organ vegetatif.
Pembiakan generative yaitu pembentukan biji melalui proses penyerbukan (jatuhnya tepung sari pada kepala putik) kemudian dilanjutkan dengan pembuahan (peleburan antara gamet jantan dari tepung sari dan gamet betina dari putik).
Pembiakan vegetatif yaitu menggunakan organ vegetatif: Secara alami dengan penggunaan biji apomiktik (terbentuk tanpa pembuahan dan merupakan bentuk vegetatif) dan penggunaan organ-organ khusus tanaman (hasil modifikasi batang atau akar, misalnya: bulb, tuber, rhizome, dll);


Secara buatan dengan stimulasi akar dan tunas adventif ialah cangkok, setek, penyambungan tanaman dan kultur jaringan.
Hasil dari pembiakan secara vegetatif tidak kalah baiknya dengan hasil pembiakan generative.Lebih – lebih perkembangbiakan secara vegetatif memiliki tingkat efisiensi lebih baik dari pada perkembangbiakan dengan cara generative. Misalnya saja dalam produksi buah, dalam waktu penanaman yang bersamaan. Perkembangbiakan dengan cara vegetative yang akan menghasilkan buah terlebih dahulu.
1.2 Perumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana cara budidaya tanaman baik dengan menggunakan perkembangbiakan vegetative maupun pun generative ?
1.2.2 Bagaimana perlakuan – perlakuan yang harus diberikan pada tanaman, agar tanaman dapat berhasil dikembangbiakan

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini yaitu:
1. Mengenal dan Mempelajari jenis-jenis perkembangbiakan pada tanaman.

BAB.2 ISI

Dalam suatu perkembang biakan tanaman banyak sekali cara-cara yang dapat dilakukan hanya saja dalam cara-cara tersebut dibagi menjadi 2 aspek yaitu perkembangbiakan Vegetatif dan perkembangbiakan Generatif.
A. Perkembang biakan Vegetatif.
Pekembangbiakan vegetatif dapat dilakukan dengan berbagai cara.beberapa contoh yaitu dengan cara cangkok,stek,penyambungan maupun okulasi.
a). Perkembang biakan vegetatif secara cangkok.
Mencangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya dan cepat menghasilkan. Pencangkokan dilakukan dengan menyayat dan mengupas kulit sekeliling batang, lebar sayatan tergantung pada jenis tanaman yang dicangkok. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan kambiumnya dapat dihilangkan (dengan cara dikikis). Setelah luka yang dibuat cukup kering, Rootone-F diberikan sebagai perlakuan agar bahan cangkokan cepat berakar. Media tumbuh yang digunakan terdiri dari tanah dan kompos dan dibalut dengan sabut kelapa atau plastik. Bila batang diatas sayatan telah menghasilkan sistem perakaran yang bagus, batang dapat segera dipotong dan ditanam di lapang. Cara pembiakan dengan cara mencangkok dipilih dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, misalnya kita menginginkan tanaman baru yang mempunyai sifat persis seperti induknya. Sifat ini meliputi ketahanannya terhadap hama dan penyakit, rasa buah (khususnya untuk tanaman buah-buahan), keindahan bunga (untuk tanaman hias) dan sebagainya. Karena seperti yang kita ketehui bahwa hasil cangkokan bisa dikatakan hampir seratus persen menyerupai sifat induknya. Seandainya terdapat penyimpangan sifat biasanya disebabkan oleh mutasi gen. Walaupun banyak keunggulannya, namun teknik perbanyakan dengan mencangkok ini tidak terlepas dari beberapa kelemahan.


Sebenarnya mencangkok dapat dilakukan baik pada musim kemarau maupun musim hujan. Bila mencangkok pada musim kemarau, memang kita harus rajin menyiraminya agar kelembaban media tetap terjaga. Tetapi lazimnya cangkokan lebih cepat jadinya, karena pada saat ini pertumbuhan akar sedang aktif. Sedangkan bila mencangkok dilakukan pada musim hujan, tentunya kita tidak akan repot menyiraminya. Lagi pula bila kita lakukan pada awal musim hujan, maka dalam musim itu juga cangkokan telah jadi bibit dan dapat ditanam. Tumbuhan meperoleh zat-zat hara dari lingkungan. Penyerapan bahan itu berlangsung secara difusi, osmosis dan transpor aktif. Pada tumbuhan bersel satu/bahan-bahan dapat diserap langsung dari lingkungannya melalui proses-proses tersebut. Tetapi tumbuhan tingkat tinggi, memerlukan sistem pengkutan yang lebih panjang dari proses-proses itu, yaitu dibantu dengan sistem pembuluh angkut (vaskuler) yang lebih menguntungkan Tujuan pencangkokan adalah untuk mendapatkan anakan/bibit untuk pembangunan bank klon, kebun benih klon, kebun persilangan, karena dengan teknik ini bibit yang dihasilkan bersifat dewasa sehingga lebih cepatber bunga/berbuah. Pencangkokan dilakukan pada pohon-pohon plus yang telah dipilih di kebun benih.Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.Penggunaan teknik mencangkok dilakukan dalam rangka penyediaan materi untuk bank klon, kebun persilangan dan kebun benih klon. Bahan dan peralatan yang digunakan antara lain media cangkok (moss cangkok, top soil dan kompos), bahan pembungkus cangkok dari polibag hitam, tali rafia, zat pengatur tumbuh akar, insektisida, pita label, spidol permanen, pisau cangkok, parang, gergaji tangan dan alat tulis.
Pembuatan cangkokan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Penyiapan media cangkok terdiri atas campuran antara moss cangkok, top soil dan kompos. Sebelum digunakan media disiram dengan air sampai cukup kelembabannya, serta ditaburi insektisida secukupnya supaya media tidak dijadikan sarang semut dan membunuh hama uret.


2. Pemanjatan pohon dan pemilihan cabang yang sehat dengan diameter rata-rata 2 cm - 4 cm. Cabang dikerat sepanjang 5 cm dengan menggunakan pisau cangkok, kulit cabang dikelupas dan bagian kambiumnya dibersihkan dengan cara dikerik dan dibiarkan beberapa menit. Posisi keratan kulit sekitar 30 cm dari pangkal cabang. Setelah itu bagian sayatan diolesi dengan larutan ZPT untuk memacu pertumbuhan akar.
3. Menutup luka sayatan pada cabang dengan campuran media yang telah disiapkan, kemudian ditutup dengan polibag hitam dan diikat dengan tali rafia sehingga media cangkok stabil. Bagian pembungkus cangkok dilubangi agar memudahkan masuknya air atau keluarnya akar ketika cangkok telah berakar dengan baik.
4. Memberi label yang berisi tanggal pencangkokan, perlakuan dan pelaksana.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan pencangkokan antara lain :
a. Pencangkokan sebaiknya dilakukan pada musim hujan sehingga akan membantu dalam menjaga kelembaban media sampai berakar.
b. Pengambilan cangkok dilakukan setelah cangkok berumur 2 - 3 bulan. Pemotongan cangkok menggunakan gergaji kemudian diturunkan secara hati-hati. Cangkok yang terlalu panjang dipotong sebagian dan daunnya dikurangi untuk mencegah terjadinya penguapan yang terlalu besar.
c. Cangkok yang telah dipisahkan dari pohon induknya segera ditanam (aklimatisasi) pada media campuran tanah dengan kompos/pupuk kandang (3:1). Kegiatan ini dilakukan di persemaian yang diberi naungan dengan intensitas cahaya lebih dari 50%. Pemeliharaan cangkok di persemaian dilakukan sampai bibit siap ditanam di lapangan. Biasanya setelah 3 bulan cangkok telah memiliki perakaran yanag kompak dan siap dipindahkan ke lapangan.
d. Pembuatan cangkok pada satu pohon tidak bisa dilakukan dalam jumlah banyak, karena akan mengganggu atau merusak pohon tersebut.



b). Perkembangbiakan Secara Stek
Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai alternarif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya. Cara perbanyakan dengan metode stek akan kurang menguntungkan jika bertemu dengan kondisi tanaman yang sukar berakar, akar yang baru terbentuk tidak tahan stress lingkungan dan adanya sifat plagiotrop tanaman yang masih bertahan. Keberhasilan perbanyakan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru yang true to name dan true to type. Stek dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
1. Stek Daun
Bahan awal perbanyakan yang dapat digunakan pada stek daun dapat berupa lembaran daun atau lembaran daun beserta petiol. Bahan awal pada stek daun tidak akan menjadi bagian dari tanaman baru. Penggunaan bahan yang mengandung kimera periklinal dihindari agar tanaman-tanaman baru yang dihasilkan bersifat true to type Akar dan tunas baru pada stek daun berasal dari jaringan meristem primer atau meristem sekunder. Pada tanaman Bryophyllum, akar dan tunas baru berasal dari meristem primer pada kumpulan sel-sel tepi daun dewasa, tetapi pada tanaman Begonia rex, Saint paulia (Avrican violet), Sansevieria, Crassula dan Lily, akar dan tunas baru berkembang dari meristem sekunder dari hasil pelukaan. Pada beberapa species seperti Peperomia, akar dan tunas baru muncul dari jaringan kalus yang terbentuk dari aktivitas meristem sekunder karena pelukaan. Masalah pada stek daun secara umum adalah pembentukan tunas-tunas adventif, bukan akar adventif. Pembentukan akar adventif pada daun lebih mudah dibandingkan pembentukan tunas adventif .Secara teknis stek daun dilakukan dengan cara memotong daun dengan panjang 7,5 – 10 cm (Sansevieria) atau memotong daun beserta petiolnya kemudian ditanam pada media (Hartmann et al, 1997). Untuk Begonia dan Violces, perlakuan kimia yang umum dilakukan adalah penyemprotan dengan IBA 100 ppm.
2. Stek Umbi
Pada stek umbi, bahan awal untuk perbanyakan berupa umbi, yaitu: umbi batang, umbi kakr, umbi sisik, dan lain-lain. Senagai bahan perbanyakan, umbi dapat digunakan utuh atau dipotong-potong dengan syarat setiap potongannya mengadung calon tunas. Untuk menghindari terjadinya busuk pada setiap potongan umbi, maka umbi perlu dierandap dalam bakterisida dan fungisida. Contoh tanaman yang bisa diperbanyak dengan stek umbi antara lain: Solanum tuberosum, Ipomoea batatas, Caladium, Helianthus tuberosus, Amarilis, dan lainlain.
3. Stek Batang
Bahan awal perbanyakan berupa batang tanaman. Stek batang dikelompokkan menjadi empat macam berdasarkan jenis batang tanaman, yakni: berkayu keras, semi berkayu, lunak, dan herbaceous. Bahan tanaman yang biasa diperbanyak dengan stek batang berkayu keras antara lain: apel, pear, cemara, dan lain-lain, dengan perlakuan kimia IBA atau NAA 2500 – 5000 ppm. Panjang stek berkisar antara 10 – 76 cm atau dua buku (nodes). Stek batang semi berkayu, contohnya terdapat pada tanaman Citrus sp. dengan perlakuan kimia yang sudah umum yaitu IBA dan NAA 1000 – 3000 ppm dan panjang stek 7,5 – 15 cm. Pada stek batang semi berkayu ini, daun-daun seharusnya dibuang untuk mengendalikan transpirasi. Disamping itu, pelukaan sebelumnya mungkin dapat membantu pengakaran. Untuk stek batang berkayu lunak, contohnya terdapat pada tanaman Magnolia dengan perlakuan IBA atau NAA 500 – 1250 ppm dan panjang stek 7,5 – 12,5 cm. Pada stek batang berkayu lunak ini umumnya akar relatif cepat keluar (2 – 5 minggu). Stek batang yang tergolong herbaceus, dilakukan pada tanaman Dieffenbachia, Chrisanthemum, dan Ipomoea batatas. Pada dasarnya perlakuan auksin tidak diperlukan pada stek batang herbaceous ini, tetapi kadang diberikan IBA atau NAA 500 –1250 ppm dan panjang stek yang biasa digunakan adalah 7,5 – 12,5 cm

c). Perkembangbiakan secara Sambung.
Penyambungan atau enten (grafting) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya. Bagian tanaman yang disambungkan atau disebut batang atas (scion) dan merupakan sepotong batang yang mempunyai lebih dari satu mata tunas (entres), baik itu berupa tunas pucuk atau tunas samping. Penyambungan batang bawah dan batang atas ini biasanya dilakukan antara dua varietas tanaman yang masih dalam spesies yang sama. Misalnya penyambungan antar varietas pada tanaman durian. Kadang-kadang bisa juga dilakukan penyambungan antara dua tanaman yang berlainan spesiesnya tetapi masih dalam satu famili. Tanaman mangga (Mangifera indica) disambung denga tanaman kweni (Mangifera odorata). Bagian bawah (yang mempunyai perakaran) yang menerima sambungan disebut batang bawah (rootstock atau understock) atau sering disebut stock. Tipe sambungan jika ditinjau dari bagian batang bawah yang disambung:
1. Sambung pucuk (top grafting)
Sambung pucuk merupakan cara penyambungan batang atas pada bagian atas atau pucuk dari batang bawah. Caranya sebagai berikut:
• Memilih batang bawah yang diameter batangnya disesuaikan dengan besarnya batang atas. Tanaman durian, belimbing dan sirsak sudah bisa disambung bila besarnya batang bawah sudah sebesar ujung pangkal lidi. Alpukat, manggis dan
mangga disambung bila batangnya sudah sebesar pensil. Umur batang bawah pada keadaan siap sambung ini bervariasi antara 1-24 bulan, tergantung jenis tanamannya. Untuk durian umur 3-4 bulan, mangga dan alpukat umur 3-6 bulan. Manggis pada umur 24 bulan baru bisa disambung karena sifat pertumbuhannya lambat.


• Batang bawah dipotong setinggi 20-25 cm di atas permukaan tanah. Gunakan silet, pisau okulasi atau gunting setek yang tajam agar bentuk irisan menjadi rapi. Batang bawah kemudian dibelah membujur sedalam 2-2,5 cm.
• Batang atas yang sudah disiapkan dipotong, sehingga panjangnya antara 7,5-10 cm. bagian pangkal disayat pada kedua sisinya sepanjang 2-2,5 cm, sehingga bentuk irisannya seperti mata kampak. Selanjutnya batang atas dimasukkan ke dalam belahan batang bawah.
• Pengikatan dengan tali plastikyang terbuat dari kantong plastik ½ kg selebar 1 cm. Kantong plastik ini ditarik pelan-pelan, sehingga panjangnya menjadi 2-3 kali panjang semula.Terbentuklah pita plastik yang tipis dan lemas.
• Pada waktu memasukkan entres ke belahan batang bawah perlu diperhatikan agar kambium entres bisa bersentuhan dengan kambium batang bawah. Sambungan kemudian disungkup dengan kantong plastik bening.Agar sungkup plastik tidak lepas bagian bawahnya perlu diikat.Tujuan penyungkupan ini untuk mengurangi penguapan dan menjaga kelembaban udara di sekitar sambungan agar tetap tinggi.
• Tanaman sambungan kemudian ditempatkan di bawah naungan agar terlindung dari panasnya sinar matahari. Biasanya 2-3 minggu kemudian sambungan yang berhasil akan tumbuh tunas. Sambungan yang gagal akan berwarna hitam dan kering. Pada saat ini sungkup plastiknya sudah bisa dibuka.Namun, pita pengikat sambungan baru boleh dibuka 3-4 minggu kemudian. Untuk selanjutnya kita tinggal merawat sampai bibit siap dipindah ke kebun
2. Sambung samping (side grafting)
Pada dasarnya, pelaksanaan sambung samping sama seperti pelaksanaan model sambung pucuk. Sambung samping merupakan cara penyambungan batang atas pada bagian samping batang bawah. Caranya sebagai berikut:
• Batang bawah dipilih yang baik. Ukuran batang atas tidak perlu sama dengan batang bawah, bahkan lebih baik dibuat lebih kecil.
• Pada batang bawah dibuat irisan belah dengan mengupas bagian kulit tanpa mengenai kayu atau dapat juga dengan sedikit menembus bagian kayunya. Irisan kulit batang bawah dibiarkan atau tidak dipotong.
• Batang atas dibuat irisan meruncing pada kedua sisinya. Sisi irisan yang menempel pada batang bawah dibuat lebih panjang menyesuaikan irisan di batang bawah dari sisi luarnya.
• Batang atas tersebut disisipkan pada irisan belah dari batang bawah. Dengan demikian, batang bawah dan batang atas akan saling berhimpitan. Kedua lapisan kambium harus diusahakan agar saling bersentuhan dan bertaut bersama.
• Setelah selesai disambungkan, sambungan tersebut diikat dengan tali plastik. Untuk menjaga agar tidak terkontaminasi atau mengering, sambungan dan batang atas ditutup dengan kantong plastik.
• Setelah batang atas menunjukkan pertumbuhan tunas, kurang lebih 2 minggu setelah penyambungan, kantong plastik serta tali plastik bagian atas sambungan dibuka lebih dulu, sedangkan tali plastik yang mengikat langsung tempelan batang atas dan kulit batang bawah dibiarkan, sampai tautan sambungan cukup kuat.
• Bilamana sudah dipastikan bahwa batang atas dapat tumbuh dengan baik, bagian batang bawah di atas sambungan dipotong. Pemotongan perlu dilakukan supaya tidak terjadi kompetisi kebutuhan zat makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan lanjutan dari batang atas.
B. Perkembangbiakan Generatif
Perkembangbiakan generatif adalah memperbanyak sutau jenis tanaman dengan menggunakan organ biji, biji atau benih merupakan istilah hampir sama sehingga sering rancuh dalam penggunaannya, biji secara struktural dapat diartikan sama dengan benih yaitu sebagai bakal biji yang dibuahi. Namun secara fungsional berbeda, biji diartikan sebagai unit penyebaran atau perbanyakan tanaman secara alamiah, sedangkan benih diartikan sebagai biji tanaman yang digunakan untuk memperbanyak tanaman dan secara agronomis benih dituntut bermutu tinggi sebab mampu menghasilkan tanaman berproduksi maksimum. Selain itu biji maupun benih dapat diartikan sebagai berikut.
Biji merupakan organisasi yang teratur rapi, mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup untuk melindungi serta memperpanjang kehidupannya. Sedangkan benih secara umum adalah istilah yang dipakai untuk bahan dasar pemeliharaan tanaman atau hewan. Dalam pertanian benih dapat berupa biji maupun tumbuhan kecil hasil perbanyakan aseksual.
Spesies tanaman yang budidayanya menggunakan bahan tanam benih atau biji dalam proses awal tumbuhnya bergantung dari perkecambahan benih. Secara umum perkecamabahan benih atau biji adalah berkembangnya struktur penting dari embrio yang ditandai dengan munculnya struktur tersebut dengasn menembus kulit benih. Untuk memulai perkecambahan umumnya benih dari kebanyakan tanaman akan segera berkecambah pada keadaan lingkungan sama, tetapi ada juga yang mengkehendaki persyaratan khusus.usaha memperbanyak tanaman dengan biji atau benih sering mengalami banyak hambatan,walupun benih atau biji dikecambahkan pada kondisi lingkungan yang sesuai.benih atau biji tersebut sebenarnya hidup karena dapat dipacu untuk berkecambah dengan berbagai perlakuan-perlakuan khusus.Benih atau biji yang demikian dikatakan dormansi yang diartikan sebagai keadaan dimana benih hidup gagal untuk berkecambah dalam keadaan lingkungan yang sesuai untuk Pertumbuhannya.Dormansi benih dapat berlangsung beberapa hari,bulan,musim,bahkan sampai beberapa tahun tergantung beberapa jenis spesies tanaman dan tipe dormansinya.
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pernyataan dan isi diatas dapat kita simpulkan bahwa:
1. Kita dapat mengetahui cara-cara perkembangbiakan tanaman secara vegetatif maupun generatif yang sering dan banyak dilakukan oleh orang.
2. Pekembangbiakan vegetatif dapat dilakukan dengan berbagai cara.beberapa contoh yaitu dengan cara cangkok,stek,penyambungan maupun okulasi sedangkan perkembang biakan generatif tanaman dengan menggunakan biji/benih.
3. Spesies tanaman yang budidayanya menggunakan bahan tanam benih atau biji dalam proses awal tumbuhnya bergantung dari perkecambahan benih. Secara umum perkecamabahan benih atau biji adalah berkembangnya struktur penting dari embrio yang ditandai dengan munculnya struktur tersebut dengasn menembus kulit benih.

3.2 Saran
Untuk mendapatkan suatu jenis tanaman yang memiliki keunggulan tertentu dengan dengan induknya maka cara perkembangbiakan yang dilakukan sebaiknya menggunakan cara cangkok dan setek, sementara untuk menggabungkan kedua sifat yang berbeda sebaiknya cara yang dilakukan adalah dengan cara menyambung atau okulasi dan untuk mengembangbiakan tanaman dalam jumlah yang besar maka disarankan menggunakan cara perkembangbiakan generatif.
Categories:

2 komentar: