Kamis, 13 Mei 2010

Posted by ERINUS MOSIP, S.P Posted on 10.41 | No comments

budidaya (perbanyakan) tanaman pepaya

Perbanyakan tanaman pepaya dapat dilakukan dengan cara sambung, cangkok atau dengan biji. Perbanyakan dengan cara cangkok jarang dilakukan oleh penangkar bibit karena memerlukan tanaman untuk batang bawah dalam jumlah banyak. Demikian juga perbanyakan dengan cara cangkok jarang di lakukan, pengingat pelaksanaan relative sulit .perbanyakan dengan cara biji satu-saunya alternative termudah untuk mengembangbiakan tanaman papaya ini. Biji tersebut dapat langsung di tanama di kebun atau apat di semaikan terlebih dulu.
Mengingat sifat tanaman papaya sangat peka terhadap pengaruh suhu dan kelembapan maka di sarankan penggunaan benih-benih impor di coba terlebih dulu daya adaptasinya, bila ternyata sesuai dengan iklim setempat baru di usahakan untuk pembudidayaannya.
Bibit untuk tanaman pepaya harus di ambil dari tanaman papaya yang sudah matang di pohonya, makin masak buah itu maka makin cepat pula perkecambahanya, biji sebaiknyadiambil dari bagian buah ynang ditengahnya sebab bagian ini mengandung biji sempurnah dua kali jenis benih linnya.
Benih papaya sebaiknya disemaikan telebih dahulu agar, dalam penanaman di lapangan mudah, selain itu juga bibit dari hasil persemaian akan tumbuh merata, sehingga mudah dalam hal pertumbuhan sama. Tanaman papaya dapat di semaikan pada tanah yang gembur dan dengan sushui dan kelembapan yang ideal maka akan tumbuh dalam waktu yang cepat.
Setelah benih tumbuh di tempat persemaian maka biji dapat di pindahkan pada laha yang telah di sediakan, dan alangsung dapat di tanam pada lahan dengan jarak tanam sesuai keinginan.

Tanaman papaya dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 m dpl, tumbuh dengan baik pada ketinggian kurang dari 600m dpl. tanah yang baik adalah tanah gembur, subur dan tidak bergenang air. (Ronny, 1998)
Benih adalah awal dari kehidupan suatu organisme, kualitas benih akan mempengaruhi dalam tumbuh dan kembangnya suatu jenis tanaman, benih yang sehat akan memberikan hasil pertumbuhan dan perkembambangan yang optimal, oleh karena itu benih harus di siapkan dengan baik mulai dari pemilihan buah papaya untuk dijadikan benih, proses biji menjadikan benih, dan persemaian benihj agar tetap sehat dan kualitas kecambahnya baik.
Demi meningkatkan suatu produktifitas suatu komodity banyak pera penangkar melakukan percobaan-percobaan untuk meningkatkan sutau mutu benih yanbg berkualitas diantaranya adalah dengan metode persilangan, cara pengembangbiakan, proses perlakuan baik itu secara fisik maupun secara kimiawi, yang kesemuanya itu untuk menjaga kualitas dan kuantitas benih yang di kembangkan.
bila telah memiliki vaietas benih papaya yang unggul , prodiktif dan berkualitas baik maka dapat dilakukan upaya untuk mendapatkan sendiri. caranya adalah dengan melakukan penyerbukan sendiri pada bungah papaya sempurna atau melakukan penyerbukan silang dengan tepung sari dengan bunga sempurna lainya yang masih satu varietas.
Biji untuk benih harus diambil dari buah yang sudah matang secara fisiologis dari pohon. benih yang baik adalah benih yang ada di tengah-tengah (1/3 bagian buah) sebnab bagian ini mengandung biji sempurnah duakili jenis biji lainya.
benih yang telah diambil tersebut perlu mencuci dengan abu dapru tujuanya adalah untuk menghilangkan lender pada biji papaya, setelah bersih maka biji papaya dapat di keringkan di bawa terik matrahari selama satu hari, atau hingga mencapai kadar airnya tinggal 12 %, stelah biji kering benih ytersebut di simpan.
Benih yang belum di pergunakan tersebut disimpan dengan baik, penyimpanan benih harus dapat menjaga daya tumbuh biji agar tetap tinggi, dalam penyimpanan ini banyak factor yang mempengaruhi kondisi biji, di antara keadaan biji itu sendiri, oleh karena itu benih yang disimpan sebaiknya benih yang baik, berukuran besar, tidak pecah-pecah, sehat dan berasal dari buah yang cukup matang, dalam penyimpana kandungan air harus 12 %.
Dalam penyimpanan juga perlu menjaga sushu ruang dan hindarkan dari kelembapan tinggi dan terkena sinar mata hari secara langsung karena factor-faktor tersebut mempengaruhi keadaan benih yang di simpan.
Dalam penanaman ada dua alternative yang bisa di ambil yaitu yang pertama dengan cara persemaian. cara persemaian ini biasanya dapat dilakukan pada media yang gembur dan ketersediaan air yang cukup, cara ini menghasilkan bibnit yang seragam, dan apabial benih hasil persemaian suda tumbuh maka bibit dapat di pindahkan pada lahan yang di siapkan. cara ini memiliki beberapa kelemahan yaitu tanaman bibit papaya mengalami proses stagnasi dan perlu melakukan kerja duakali penanaman.
Selesai cara tanam dengan cara persemaikan terlebih dahulu, cara yang selanjutnya yaitu mrnanam langsung pada lahan uang di sediakan, cara ini benih dapat langsung di tanam jadi tidak perlu ada pemindahan/ transplanting. dapat tumbuh denga cepat dan kuat karena tidak mengalami stagnasi.
Tidak dipungkiri bahwa pertumbuhan tidak hanya dipengaruhi oleh factor intern/ dalam tumbuhan, tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa factor ekstern, di antaranya adalah suhu, intetitas cahaya matahari, kelembapan, dan topografi. hal ini sangat erat kaitannya dengan peruses pembelaha sel, prosese metabolisme, dan proses peralihan fungsi.
Tidak ada fase pertumbuhan vegetatif tanaman papaya membutuhkan banyak air tetapi pada tahap pematangan buah papaya tidak membutuhkan air, selain itu dalam perkecamabahan juga membutuhkan banyak air untuk melunakan bagian sel dan melakukan proses metabolisme benih.

Intentitas cahaya menentukan jumlah quanta energi yang diterima oleh tanaman atau benih. intentitas cahaya adalah jumlah total energi yang sampai ke permukaan pada luasan waktu tertentu. dalam intetntitas cahaya ini sangat mempengaruhi dalam perkecambahan benih, pertukaran panas, jaringan, lingkungan, proses transpirasi, respirasi, reaksi biokimia dan fotosintesis dan membantu dalam pembuatan metabolisme benih. daerah atau bagian yang rendah cahaya proses fotosintesis akan rendah, sebaliknya laju respirasi akan tinggi, jika cahaya kebanyakan cahaya maka benih akan mengalami kekeringan dan kadar airnya akan rendah
Cahaya Matahari berperan sebagai sumber energi, cahaya matahari di tangkap oleh klorophil dan diubah menjadi energi kimia oleh foton. proses perubahan gula menjadi protein dan karbonhidrat dan lain-lain semua proses rumit tersebut tanpa cahaya tidak bisa berjalan oleh karena itu cahaya merupakan penentu dalam kehidupan baik hewan maupun tumbuhan.
Sehubungan dengan itu maka dalam mperlakuan ini melakukan dua kondisi yang berbeda yaitu dengan kondisi gelap dan kondisi terang, dari kedua kondisi tersebut ternyata benih yang bertumbuh dengan baik adalah bagian benih yang tidak di tutupi dengan karbon artinya benih yang terkena sinar atau cahaya, sementara bagian benih yang di tutupi dengan karbon ternyata pertumbuhannya kurang baik karena cahayanya terhambat oleh karbon sehingga cahaya ototmatis tidak dapat menembus karbon.
Pada pelaksanaan acara ini selain dengan kondidsi terang dan gelap juga melakukan kondisi fisik pada benih pepaya yaitu ada empat, benih yang dikupas kulitnya, ada sebagian membuka kulit seluruhnya, benih tidak dikupas seluruhnya dan benih dengan aril, dari ke empat tersebut benih yang tumbuh dengan baik adalah benih yang masih utuh sepenuhnya, dalam praktikum ini tidak berhasil sesuai dengan harapan karena benih tersebut tidak di sirami sehingga benih pepaya tersebut banyak yang mati dan tidak tumbuh dengan normal.
Karbon diberikan dengan tujuan untuk menutupi ata menghambat masukny cahaya pada benih yang di semaikan, karbon berfungsi juga sebagai mulsa selain itu karbon mempengaruhi lingkungan sekitar benih pepaya.
Hormon pada tanaman jelas mempunyai ciri : setiap hormon mempengaruhi respon pada bagian tumbuhan, respon itu bergantung pada species, bagian tumbuhan, fase perkembangan, konsentrasi hormon, interaksi antar hormon, yang diketahui dan berbagai faktor lingkungan yaitu cahaya, suhu, kelembaban, dan lainnya.
Hormon ABA (Asam absisat)
Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan secara kromatografi Rf 0.9. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B –kompleks. Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan, dormansi dan absisi. Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam absisat (ABA). Peneliti tersebut yaitu Addicott et al dari California USA pada tahun 1967 pada tanaman kapas dan Rothwell serta Wain pada tahun 1964 pada tanaman lupin (Wattimena 1992).
Menurut Salisbury dan Ross (1995) zat pengatur tumbuhan yang diproduksi di dalam tanaman disebut juga hormon tanaman. Hormon tanaman yang dianggap sebagai hormon stress diproduksi dalam jumlah besar ketika tanaman mengalami berbagai keadaan rawan diantaranya yaitu ABA. Keadaan rawan tersebut antara lain kurang air, tanah bergaram, dan suhu dingin atau panas. ABA membantu tanaman mengatasi dari keadaan rawan tersebut.
ABA adalah seskuiterpenoid berkarbon 15, yang disintesis sebagian di kloroplas dan plastid melalui lintasan asam mevalonat (Salisbury dan Ross 1995). Reaksi awal sintesis ABA sama dengan reaksi sintesis isoprenoid seperti gibberelin sterol dan karotenoid. Menurut Crellman (1989) biosintesis ABA pada sebagian besar tumbuhan terjadi secara tak langsung melalui peruraian karotenoid tertentu (40 karbon) yang ada di plastid. ABA pergerakannya dalam tumbuhan sama dengan pergerakan gibberelin yaitu dapat diangkut secara mudah melalui xilem floem dan juga sel-sel parenkim di luar berkas pembuluh.
Hormon IAA (asam indol- 3 asetat)
Istilah auksin pertama kali digunakan oleh Frist Went seorang mahasiswa PascaSarjana di negeri Belanda pada tahun 1926 yang kini diketahui sebagai asam indol-3 asetat atau IAA (Salisbury dan Ross 1995). Senyawa ini terdapat cukup banyak di ujung koleoptil tanaman oat ke arah cahaya. Dua mekanisme sintesis IAA yaitu pelepasan gugus amino dan gugus karboksil akhir dari rantai triphtofan. Enzim yang paling aktif diperlukan untuk mengubah tripthofan menjadi IAA terdapat di jaringan muda seperti meristem tajuk, daun serta buah yang sedang tumbuh. Semua jaringan ini kandungan IAA paling tinggi karena disintesis di daerah tersebut.
IAA terdapat di akar pada konsentrasi yang hampir sama dengan di bagian tumbuhan lainnya (Salisbury dan Ross 1995). IAA dapat memacu pemanjangan akar pada konsentrasi yang sangat rendah. IAA adalah auksin endogen atau auksin yang terdapat dalam tanaman.
IAA berperan dalam aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman yaitu pembesaran sel yaitu koleoptil atau batang penghambatan mata tunas samping, pada konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan mata tunas untuk menjadi tunas absisi (pengguguran) daun aktivitas dari kambium dirangsang oleh IAA pertumbuhan akar pada konsentrasi tinggi dapat menghambat perbesaran sel-sel akar. (luluk 2003 )
Sodium chlorida sebagai inhibitor benih rekalsitranSodium Chlorida atau Natrium Chlorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Zat ini pada proses perlakuan penyimpanan benih recalsitran berkedudukan sebagai medium inhibitor yang fungsinya menghambat proses metabolisme benih sehingga perkecambahan pada benih recalsitran dapat terhambat. Dengan kemampuan tingkat osmotik yang tinggi ini maka apabila NaCl terlarut didalam air maka air tersebut akan mempunyai nilai atau tingkat konsentrasi yang tinggi yang dapat mengimbibisi kandungan air (konsentrasi rendah) yang terdapat di dalam tubuh benih sehingga akan diperoleh keseimbangan kadar air pada benih tersebut. Hal ini dapat terjadi karena H2O akan berpindah dari konsentrasi yang rendah ke tempat yang memiliki konsentrasi yang tinggi. Hal ini merupakan hal yang sangat menguntungkan bagi benih recalsitran, karena sebagaimana kita ketahui benih recalsitran yaitu benih yang memiliki tingkat kadar air yang tinggi dan sangat peka terhadap penurunan kadar air yang rendah. Kadar air yang tinggi menyebabkan benih recalsitran selalu mengalami perkecambahan dan berjamur selama masa penyimpanan atau pengiriman ketempat tujuan. Namun dengan perlakuan konsentrasi sodium chlorida (NaCl) maka hal ini dapat teratasi.

KESIMPULAN
Dari pengamata yang dilakukan pada praktikum ini telah diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pertumbuhan dan perkembangan benih pepaya diantaranya adalah :
mahasisawa telah mengetahui bahwa benih yang dikupas kulitnya baik itu sebagian maupun seluruhnya tidak baik dalam pertumbuhan, sementara benih yang di berikan atau menutupi dengan karbon kurang baik dalam pertumbuhan.
mahasiswa juga mengetahui bahwa benih yang diperlakukan dengan cara tanpa membuka kulit ternyata tumbuh lebih baik dan benih juga tumbuh baik pada cahaya yang cukup.
Selain mengetahui dua perbedaan di atas juga mahasiswa mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkecambahan benih pepaya.
1. perlakuan terhadap benih
2. faktor genetif dari benih papaya
3. suhu, dan kelembapan di lingkungan setempat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa :
1. benih pepaya dapat berkecambah dengan baik pada lingkungan yang mendukung misalnya suhu, temperatur, kelembapan dan intentitas cahay yang cukup.
2. benih yang di buka kulitnya tidak tumbuh karena kemungkinan benih tersebut terkontaminasi dengan mikroba sehingga tidak bisa bertumbuh.
3. benih yang diperlakukan dengan menggunakan aril tumbuh lebih lambat karena benih harus menghilangkan arilnya terlebih dahulu, dalam menghilangkan aril ini membutuhkan energi dan waktu yang banyak.
4. pada perlakuan dengan menutup karbon pertumbuhannya tidak baik karena tidak bisa terjadi proses fotosintesis secara maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Mugisjahi, wahyu damara dan Setiawan, Asep. 1995. Produksi benih. Jakarta : Bumi Aksara

Sutopo, Lita. 1985. Teknologi Benih. Malang : Rajawali press

Tobing, Ronny B.F. 1998. Menabur Benih Menuai Hasil. Jakarta : Patmos

Usman dan Warkoyo. 1993. Iklim Mikro Tanaman. Malang : Ikip
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar