Rabu, 12 Mei 2010

Posted by ERINUS MOSIP, S.P Posted on 08.21 | No comments



Pada prinsipnya pengendalian hama terpadu ini berarti memadukan beberapa taktik pengendalian yang terpilih dalam suatu strategi pengendalian hama yang saling mendukung antara teknis yang satu dengan yang lain.
Seperti yang kita ketahu bahwa pestisida kimiawi atau sintetik merupakan bahan atau zat pengendali hama yang di dalamnya terdapat zat atau bahan aktif yang mampu merusak jaringan tubuh hama, mengganggu perkembangan hama tertentu bahkan mampu membunuh hama, secara sistemik maupun kontan.
Jika kita melihat hasil aplikasi di lapangan memang ampuh dalam mengendalika hama dan hasilnya kita dapat melihat nyata. Dengan beberapa alas an diatas di tambah lagi efektif, mudah terjangkau, efisien dan mudah di aplikasikan oleh siapa saja tanpa ada kompetensi khusus maka, kita bisa melihat petani kita sekarang sudah menggantungkan harapan pada pengendalian hama dengan pestisida, sehingga ketika ada pihak yang menawarkan tehnologi pengendalian lain yang lebih rama terhadap lingkunga, para petani sudah tidak mau percaya dan ironisnya lagi menolak cara- cara lain yang ditawarkan tersebut.
Tetapi petani kita tidak tahu dampak negatifnya. Dengan adanya pengendaliah hama secara kimiawi/sintetik dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan efek samping yang sangat berbahaya bagi ekosistem, rantai makanan, musuh alami/predator dan residu pada produk pertanian dan penelitian menunjukan bahwa residu pestisida kimiawi menimbulkan berbagai penyakit bagi manusia seperti kangker, tumor dan macam-macam gangguan pada manusia lainnya serta bila tidak hati-hati dalam penggunaanya maka pestisida kimiawi meracuni manusia secara kontak dan sistemik melalui jaringan tubuh manusia.
Dampak pestisida selain merusak lingkungan dan membunuh predator, juga merugikan secara ekonomi sebab, harga produk pestisida sintetik di pasaran relative mahal oleh karena itu jika mengendalikan hama denngan pestisida kimiawi maka biaya produksinya akan tinggi oleh karena itu pendapatan petani akan rendah.
melihat dampak negative yang begitu besar di atas maka, perlu diperhatikan dalam mengambil kesimpulan untuk memilih cara pengendalian hama.
Keputusan pengendalian hama terpadu secara kimiawi ini jadikan sebagai alternative yang paling terakhir, setela semua cara pengendalian seperti kultur teknis, pola tanam, rotasi tanaman, pemilihan varietas tanaman tahan, pengendalian dengan agen hayati, setelah beberapa teknis pengendalian di atas memang tidak mampu mengatasi populasi hama, baru kemudian dapat memutuskan untuk menggunakan pestisida sintetik. Selama cara-cara non tehnik pengendalian kimiawi mampu menekan dan mengendalikan hama maka tidak perlu menggunakan pestisida.
pestisida kimiawi boleh digunakan sebagai alternative terakhir, tetapi perlu diperhatikan dalam pengaplikasianya, yang mana hal-hal yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut : dosis pestisida, jenis pestisida dan sasaran hama, waktu pestisida. Dan pestisida diterapkan bila populasi hama di lapangan memang bisa merugikan petani secara ekonomi, oleh karena itu sebelum mengambil keputusan untuk mengaplikasikan pestisida kimiawi maka sebaiknya melakukan pengamatan dan pengambilan sample di lapangan dengan beberapa metode untuk menetukan apakah hama berpotensi merugikan ambang ekonomi atau tidak.


SUMBER :
Natawigena, H. Pengendalian hama terpadu (Integreted Pest Control). 1990.
cv Armico : Bandung.

Hasil diskusi dan wawancara dengan petani di daerah mangli, bapak. M.saleh
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar