Kamis, 13 Mei 2010

Posted by ERINUS MOSIP, S.P Posted on 10.33 | No comments

tehnik okulasi (grafting) pada tanaman

Grafitng atau ent, istilah asing yang sering kita dengar itu, adalah menghubungkan batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berberda, sehingga membentuk persenyawaan. kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru.
Mengenten atau Penyambungan (Grafting) serta Okulasi atau Penempelan Mata Tunas (Budding) merupakan teknik perbanyak tanaman yang dilakukan secara vegetatif. Selain kedua teknik ini masih ada teknik-teknik yang lain seperti Mencangkok (Air Layering) dan Perundukan Tanaman (Ground Layering). Pada teknik perbanyakan secara Grafting perlu disediakan bagian tanaman sebagai calon batang atas dan bagian tanaman sebagai calon batang bawah (dari tanaman sejenis). Umumnya calon batang atas adalah tanaman yang produksinya diutamakan sedangkan batang bawah adalah batang yang memiliki ketahanan terhadap faktor lingkungan seperti kekeringan dan lain sebagainya. Untuk penyambungan, calon batang bawah dipotong berbentuk huruf v sedangkan batang atasnya dipotong menyerong kiri-kanan agar dapat diselipkan secara tepat pada batang bawah. Setelah diselipkan secara tepat, sambungan ini lalu di ikat membentuk satu tanaman utuh. Tanaman sambungan dibiarkan hingga tumbuh menyatu dan siap untuk ditanam di lapangan. Pada teknik okulasi, mata tunas (mata tempel) harus diambil dari tanaman yang memiliki pertumbuhan yang baik, sehat serta cukup umur untuk diambil sebagai mata entres, mata tunas diambil dari cabang yang tumbuh keatas (tunas air), yang merupakan cabang-cabang muda dari bagian yang telah dewasa, sedangkan untuk batang bawah, umur batang bawah harus sama dengan umur cabang mata entres. Batang bawah berasal dari tanaman yang ditanam dari biji dan sebaiknya telah berumur 3-4 bulan, sedangkan batang atas diambil dari pohon yang berumur 1 bulan menjelang berbunga, atau dari cabang yang telah berumur 10 bulan. Mata tunas yang diambil adalah yang belum keluar mata tunasnya. Mata tunas sebagai calon bagian atas tanaman diambil dengan cara dipotong membentuk kubus (jangan sampai mata tunasnya rusak). Calon batang bawah juga dipotong (dikelupas/disayat kulitnya seukuran calon mata tunas) agar nantinya dapat ditempel secara tepat. Mata tunas kemudian ditempelkan secara tepat pada calon batang bawah lalu di ikat bagian atas dan bagian bawahnya sehingga air ataupun udara tidak dapat masuk. Setelah mata tunas tumbuh maka tanaman dapat dipindahkan ke lapangan. Jika terdapat percabangan pada bagian atas tanaman (diatas daerah penempelan) maka cabang tersebut dipotong sehingga yang berkembang adalah cabang atas hasil penempelan.
Keuntungan dari mengenten ataupun okulasi diantaranya tanaman dapat berproduksi lebih cepat, hasil produksi dapat sesuai dengan keinginan tergantung batang atas yang digunakan. Sebagai contoh anda memiliki dua jenis rambutan, ada yang rasanya manis tetapi tidak tahan terhadap genangan air (akar membusuk) dan disisi lain ada rambutan yang masam namun tahan terhadap genangan air. Jenis ini dapat dipadukan, bagian atas tanaman dipilih yang rasanya manis dan bagian bawah dipilih yang tahan genangan air sehingga dapat dihasilkan rambutan yang manis dan tahan pada daerah yang tergenang.
Jadi penyambungan disini berarti menyatukan antara batang bawah dan batang atas sehingga gabungan ini benar-benar membentuk individu yang baru. dalam melakukan penyambungan banyak ragamnya di antaranya adalah penyambungan dengan tanaman yang satu jenis tetapi beda warna, ata mempunyai beda sifat digabung dengan maksud agar kedua sifat tersebut bisa bersatu, tanaman cocok untuk menyambung ini umumnya bagian tanaman yang tidak terlalu tua karena apabila terlalu tua maka tanaman tersebut sulit untuk menyatu karena perbedaan sel. selain di atas juga perlakuan ini dengan maksud untuk membentuk tanaman yang satu menjadi beberapa variasi warna yangt berbeda sehingga tampilannya indah untuk dilihat,
menempel biasanya dilakukan pada tumbuhan yang sama genusnya, tujuan menempel bukanlah menghasilkan tumbuhan baru melainkan seperti yang di jelaskan di atas yaitu untuk menggabungkan tanaman dua sifat tumbuhan yang berbeda dengan sifat yang unggul misalnya tanaman kamboja memiliki warna yang bebeda antara tanaman yang satu dengan yang lain sehingga untuk mengggabungkan antara dua warna yang berbeda daalam satu pohon, satu-satunya yang bisa di lakukan adalah dengan metode menempel ini
dalam menempel kita bisa memperoleh tanaman yang berbeda sifat baik warna maupun rasa, selain itu tanaman yang telah disambung harga jualnya lebih mahal dari pada tanaman yang tidak ditempel.
Selain okulasi, cara penyambungan juga bisa dilakukan dengan enten, grafting atau sambung pucuk. Pada sambung pucuk, batang atasnya tidak menggunakan mata tempel tetapi tunas pucuk. Cara penyambungannya ada yang secara langsung, ada pula yang menggunakan teknik penyusuan. Pada sambungan langsung, pucuk tanaman dipotong dan ditempel pada ujung batang bawah yang juga telah dipotong. Pada penyusuan, hanya sebagian kulit batang dikerat, lalu ditempelkan dan diikat. Setelah dua batang ini menyatu, baru tanaman dipotong, dipisahkan.

Perbanyakan tanaman dengan cara okulasi paling banyak dilakukan dalam perkebunan terutama pada perkebunan karet dan kakao. Beberapa kelebihan dari perbanyakan tanaman dengan cara okulasi yaitu :
Dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi. Pertumbuhan tanaman yang seragam. Penyiapan benih relatif singkat.
Pada musim gugur daun pada tanaman karet daun yang gugur dari satu klon agar serentak pada waktu tertentu, dengan demikian akan memudahkan pengendalian penyakit Oidium hevea bila terjadi. (I Made 2006)
Kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi yaitu:
terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres) perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini. Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar. (Irianto 2000)
Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu : tanaman tidak sedang Flush (sedang tumbuh daun baru) antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang sama. Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus. Umur tanaman antara batang atas dan batang bawah sama. Pada klon yang dijadikan batang bawah memiliki perakaran yang kuat/kokoh, tidak mudah terserang penyakit terutama penyakit akar, mimiliki biji/buah yang banyak yang nantinya disemai untuk dijadikan batang bawah, umur tanaman induk pohon batang bawah yang biji/buahnya akan dijadikan benih untuk batang bawah minimal 15 tahun, memiliki pertumbuhan yang cepat Pada klon yang akan dijadika batang atas atau entres tanaman harus memiliki produksi yang unggul, dan memiliki pertumbuha yang cepat, dan tahan terhadap penyakit. (http://bebas.vlsm.org)

Okulasi termasuk cara perbanyakan tanaman yang cukup populer. Pasti sudah banyak yang tahu cara okulasi. Hanya saja okulasi tak bisa sembarangan dilakukan. Harus tahu langkah-langkahnya. Ada beberapa rahasia yang bisa mempengaruhi keberhasilan okulasi. Yuk, kita simak H. Abdul Ghani, dari Sanggar Buana Flora, berbagi rahasia sukses mengokulasi buah.
Memilih mata Ketepatan memilih mata tunas yang akan ditempel merupakan salah satu kunci keberhasilan okulasi. Mata tunas yang dipilih harus yang berpotensi tumbuh. Ciri-cirinya? Pada tanaman jambu dan mangga, pilih mata tunas yang sudah keluar tunas kecil. Sementara untuk tanaman lain, Adung alias Abdul Ghani menyarankan mata yang sama sekali belum bertunas. Untuk mangga dan duren sering diakali dengan cara perompesan/pelerengan. Caranya? Pangkas habis daun pada pucuk pohon mangga. Perompesan daun akan memacu tumbuhnya tunas baru. Nah, tunas baru itulah yang bisa dipakai.
Cara menyayat Perhatikan juga cara membuat sayatan batang induk dan batang atas. Kayu dari pohon induk tak boleh tersayat. Bahkan kambium, semacam lendir licin yang menempel pada kayu induk tak boleh hilang. Soalnya kambium berfungsi untuk lalu-lintas makanan dari daun ke tubuh tanaman. Kalau kambium hilang suplai makanan ke mata tempel tidak ada. Tunas baru pun tidak bakal tumbuh. Tak boleh ada kayu yang tertinggal di kulit mata tempel. Supaya mudah dalam membuat sayatan, potong cabang yang akan diambil mata tempelnya. Siapkan dulu mata tempel dari cabang atas. Baru kemudian sayat pohon induk. Tujuannya agar kambium tidak kering. Pakailah pisau yang tajam dan steril supaya hasil sayatannya rapi dan higienis.
Cara mengikat Mengikat mata tempel juga tidak boleh sembarangan. Ikatan harus rapat sampai angin tak bisa masuk ke tempelan. Harus pas, tidak boleh terlalu kencang tidak juga terlalu longgar. Kulit mata tunas menempel dengan sempurna sudah cukup. Kalau terlalu kencang, bisa tercekik. Mata tunas boleh ikut ditutup, boleh juga tidak ditutup. Mata tunas yang ditutup punya kelebihan. Gangguan dari luar, terutama air tidak bisa masuk. Tapi ikatan pada mata tunas tak boleh kencang. Supaya tunas bisa tumbuh. Kalau mata tunas tidak ditutup harus dipastikan air tidak menyentuh tempelan. Soalnya, entres bisa busuk kalau kena air.
Kecepatan kerja Sewaktu melakukan okulasi, kerja harus cepat. Sayatan di pohon induk tidak boleh terlalu lama di udara terbuka. Begitu juga dengan sayatan mata tempel. Kalau terlalu lama kambium pada kayu bisa kering. Agar kerja bisa cepat dan tak terganggu, sebaiknya siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan terlebih dahulu. Agar sewaktu bekerja tak lagi perlu cari-cari alat
yang dibutuhkan. Siapkan dulu mata tempel, baru sayat batang induk. Ada lagi cara untuk menyiasati kelambatan kerja. Bekerjalah di tempat yang teduh. Sebaiknya lakukan pada pagi atau sore hari. Terik matahari tentu akan mempercepat, kambium menjadi kering. Sebaiknya letakkan hasil okulasi di tempat teduh. Selain menghindari terik matahari, juga agar tak ada air yang masuk ke sambungan. (http://k4107078.wordpress.com Kamis, 16 april.)

Pembahsan
Menyambung atau okulasi dalam pelaksanaanya memerlukan tehnik dan cara yang khusus, yaitu memilih tanaman kamboja yang akan disambung, sebelum melakukan penyambungn hal pertama yang di lakukan adalah memilih dan menentukan tanaman yang akan di sambung, dengan memenuhi beberapa kriteria berikut : tanaman harus sevarietas, tidak terlalu tua dan tidak terlalu mudah, tanaman yang sehat, dalam melakukan mekanisme kerjanya memotong bagian tanaman yang akan di sambung, setelah memotong bagian bawah tanaman tersebut memotong dengan bentuk huruf V usahakan potongannya cukup sekali potong agar tidak terjadi goresan pada potongan tersebut, tanaman bagian atas juga di potong tetapi bentuknya lancip, potongan usahakan bisa masuk pas dengan potongan bagian bawah.
Batang atas dan bawah yangt sudah di potong tersebut ditempelkan dengan pas kemudian pada sambungan tersebut di ikat dengan plastik transparan dengan kencang dan rapat, kemudian setelah di ikat pada tanaman bagian atas di buang daun yang tidak perlu, tinggalkan daun hanya dua helai dan pada perlakuan tanaman yang satu memotong semua daun yang tumbuh, sehabis semua daunnya dibuang tanaman tersebut di bungkusi dengan plastik yang transparan , tujuannya adalah untuk mengurangi daya transpirasi dan menaungi dari cahaya matahari secara langsung, plastik pembungkus ( sungkup plastik ) ini boleh dilepas setelah tanaman hasil sambungan mencapai umur 14 hari atau dua minggu.
Dalam penyambungan, terjadi penggabungan antara dua jenis tanaman yaitu batang atas dan batang bawah yang berbeda. Dari batang atas diharapkan akan berkembang pertumbuhan cabang, tunas, dan produksi buah yang tinggi dengan kualitas yang baik. Di lain pihak batang bawah diharapkan berkembang sistem perakaran yang kokoh, dapat beradaptasi pada kondisi tanah yang kurang subur dan tahan terhadap penyakit. Tanaman hasil penyambungan tersebut diharapkan akan memiliki sifat-sifat unggul yang dimiliki oleh batang atas dan batang bawah. Namun karena dalam penyambungan terjadi penggabungan dari dua sistem kehidupan maka dibutuhkan adanya pengakjian bagaimana hasil selanjutnya dari tanaman yang disambung tersebut.

Mekanisme Terjadinya Pertautan antara Batang Atas dan Batang Bawah.
Pada penyambungan tanaman, pemotongan bagian tanaman menyebabkan jaringan parenkim membentuk kalus. Kalus-kalus tersebut sangat berpengaruh pada proses pertautan sambungan. Proses pembentukan kalus ini sangat dipengaruhi oleh kandungan protein, lemak dan karbididrat yang terdapat pada jaringan parenkim karena senyawa-senyawa tersebut merupakan sumber energi dalam membentuk kalus.
Batang bawah lebih berperan dalam membentuk kalus (Harmann, 1997). Pembentukan kalus sangat dipengaruhi oleh umur tanaman. Batang bawah yang lebih muda akan menghasilkan persentase sambungan yang tumbuh lebih besardibandingkan dengan tanaman yang lebih tua (Samekto, Supriyanto dan Kristianto, 1995).
Mekanisme terjadinya proses pertautan antara batang atas dan batang bawah adalah sebagai berikut: (1) lapisan cambium masing-masing sel tanaman baik batang atas dan batang bawah membentuk jaringan kalus berupa sel-sel parenkim, (2) sel-sel parenkim dari batang bawah dan batang atas masing-masing saling kontak, menyatu dan selanjutnya membaur, (3) sel-sel parenkim yang terbentuk akan terdiferensiasi membentuk kambiun sebagai lanjutan dari lapisan cambium batang atas dan batang bawah yang lama, (4) dari lapisan cambium akan terbentuk jaringan pembuluh sehingga proses translokasi hara dari batang bawah ke batang atas dan sebaliknya untuk hasil fotosintesis dapat berlangsung kembali (Hartmann, et al.,1997).

Dalam praktikum ini ada dua perlakuan yang dilakukan yaitu pada tanaman yang satu menyisahkan dua atau lebih daun sementara yang satunya tanpa ada daun yang disisakan, dengan dua perlakuan yang berbeda ini maka dalam pertumbuhannya antara tanaman yang satu dengan yang lain berbeda yaitu pada tanaman yang di buang daunya tumbuh daun baru lebih baik dan subur hal ini di sebabkan oleh hematnya dalam pemanfaatan energi karena energi yang didapat langsung digunakan untuk pertumbuhan dan proses penyambungan dengan secara kimiawi dan biologis yaitu pembentukan protein dan karbonhidrat untuk menutup luka yang ada di antara sambungan bawah dan atas, sementara tanaman yang ada daunnya tumbuh sedikit tidak sehat atau tidak kuat karena terjadi pemborosan energi yang didapat dan terjadi penguapan karena ada daun, sehingga hal ini menyebabkan tanaman tumbuh lambat atau masih tidak sehat.
Satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyambungan ini adalah bagian daun tanaman, karena pada daun tanaman terjadi banyak proses penguapan akibat cahaya matahari dan akibat proses fotosintesis, oleh karena itu untuk mencegah terjadinya pemborosan energi dan air maka daun tanaman atas perlu dipangkas dan menyisahkan sedikit saja, jadi tujuan dari pemangkasan daun ini adalah untuk menghemat energi dan air pada tanaman hasil okulasi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam suksesnya pertumbuhan tanaman hasil okulasi ini di antaranya yaitu faktor eksternal dan internal, varietas tanaman, hubungan kekerabatan antara batas atas dan batas bawah, keadaan fisiologis tanaman, keserasian bentuk potongan, persentuhan cambium, kegiatan pertumbuhan cambium, kekuatan akar, selain itu faktor internalnya eksternalnya adaalah faktor lingkungan, seperti waktu penyambungan, temperatur, dan kelembapan, cahaya dan faktor yang trakhir yaitu faktor pelaksanaan seperti ketajaman dan kebersihan alat yang digunakan untuk memotong batang, pemeliharaan sambungan, mengurangi transpirasi dengan mengurangi daun atau memberi sangkup plastik.
Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu: tanaman tidak sedang Flush (sedang tumbuh daun baru) antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang sama. Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus.Umur tanaman antara batang atas dan batang bawah sama.
Pada klon yang dijadikan batang bawah memiliki perakaran yang kuat/kokoh, tidak mudah terserang penyakit terutama penyakit akar, mimiliki biji/buah yang banyak yang nantinya disemai untuk dijadikan batang bawah, umur tanaman induk pohon batang bawah yang biji/buahnya akan dijadikan benih untuk batang bawah minimal 15 tahun, memiliki pertumbuhan yang cepat.

KESIMPULAN

Jadi dari praktikum pembiakana tanaman secara vegetatif okulasi ini dapat disimpulkan bahwa :
1. proses perlakuan menyambung adalah dengan cara menggabungkaan dua individu yang beda sifat tetapi masih satu varietas, dengan cara menempelkan tanaman bagian atas dan bawah kemudian membungkusi dengan dengan plastik, untuk mengurangi penguapan di lakukan pemotongan daun dan melakukan kontrol selama dua minggu untuk pastkan apakah tanaman hasil okulasi berhasil apa tidak, setelah berhasil maka tanaman bisa membuka plastiknya agar tanaman beradaptasi dengan lingkungan bebas serta tumbuh dan kembangnya tanaman tersebut.

2. perlakuan yang dilakukan pada tanaman ini yaitu tanaman yang dipotong daun dengan tanaman yang tidak dipotong daun memberikan hasil yang berbeda.


DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 1995. Holtikultura. Aspek Budidaya. UI-Press. 485 hal.


Gunawan, Indra. 2004. Perkembangbiakan Vegetatif. Klaten : Aviva

setiawan, Asep. 1990. Pengantar Produksi Benih. Bandung :
Fakultas Pertanian ITB

Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Taksonomi Umum.
Yogjakarta : Gajah Mada University Press

Tobing, Roni.1998. Menabur Benih Menuai Hasil. Jakarta : Yayasan Patmos

Widyayanto,Rini.2007.Membuat Setek, Cangkok, dan Okulasi.
Jakarta : penebar swadaya
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar