BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dasar-Dasar Instrumentasi Pertanian merupakan salah satu mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa pertanian karena di dalamnya terdapat peralatan pertanian, baik peralatan laboratorium maupun peralatan lapang.
Mendengar kata Laboratorium, identik dengan kegiatan percobaan, praktikum, dan penelitian, dalam beberapa kegiatan yang disebutkan di atas tentu membutuhkan peralatan yang menunjang keberhasilan kegiatan. Peralatan berdasarkan jenisnya dibedakan ada tiga yaitu peralatan logam, alat kaca, dan alat optik.
Peralatan laboratorium bermacam-macam ragamnya demikian juga cara penggunaan dan fungsinya berbeda antara alat yang satu dengan alat yang lain, ada beberapa alat yang namanya sama namun ukuran volumenya atau daya tampungnya berbeda, peralatan laboratorium meskipun barangnya kecil akan tetapi harganya mahal, oleh karena itu pengenalan akan peralatan dan mengetahui cara penggunaannya akan membantu dalam kegiatan penelitian mahasiswa ke depan.
Namun dalam acara praktikum ini dikhususkan hanya pada peralatan Logam saja, peralatan logam umumnya berfungsi untuk menyemprot, memformulasikan bahan pestisida, mensteril peralatan atau bahan, alat logam seperti sprayer untuk menyemprot dan autoclave untuk mensteril peralatan dan bahan.
Alat yang digunakan dalam aplikasi pestisida tergantung pada formulasi yang di gunakan, pestisida yang berbentuk granular dalam aplikasinya tidak memerlukan peralatan tetapi pestisida yang berbentuk cairan EC atau bentuk tepung yang di larutkan dalam air WP memerlukan alat penyemprot untuk menyebarkannya.
Ada banyak alat penyemprot yang sering di jumpai di pasaran diantaranya yaitu penyemprot gendong (Power Mist Blower And Duster), pengabut semprot tekanan tinggi (High Presure Power Sprayer) dan jenis penyemprot lainnya. penggunaan alat penyemprot ini disesuaikan dengan kebutuhan terutama yang berkaitan dengan luas areal pertanaman sehingga pemakaian pestisida menjadi efektif dan efisien.
Dengan adanya praktikum ini, diharapkan mahasiswa agroteknologi sudah mengenal peralatan laboratorium khususnya alat logam, dan mengetahui cara penggunaan yang benar sehingga mampu menggunakan peralatan dengan benar setelah melakukan praktikum ini.
1.2 Tujuan
Adapun Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui macam-macam alat semprot
2. Mengetahui bagian-bagian alat semprot logam dan fungsinya
3. Mengetahui perbedaan alat semprot otomatis dan semi otomatis
4. memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam Klibrasi pestisida dengan peralatan yang tepat dan benar
BAB II. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Peralatan logam (Alat Semprot) Laboratorium HPT FAPERTA UNEJ
NO. GAMBAR KETERANGAN
1 Nama alat semprot full otomatis.
Terdapat alat pengukur tekanan udarah, terbuat dari logam besi, bagian tutup terdapat pengunci untuk tekanan udarah yang keluar.
Daya tampung 12 liter, memiliki satu tabung yang berfungsi menampung air larutan pestisida sekaligus udarah yang memberikan tekanan.
Memiliki steak pom/ tongkat pompa dan tabung tekanan
Diujung tongkat semprot terdapat Nozle yang mengatur keluarnya air larutan pestisida
2 Alat semprot semi otomatis, di lengkapi dengan alat semprot hidrolik, batang semprot, tabung air, tabung udarah, mulut tangki dan Nozle, tali untuk gendong dan alat pompa manual, kapasitas atau daya tampung 12 liter, terbuat dari logam besi.
Dalam aplikasinya alat ini menggunakan tenaga hidrolik dan selama penyemprotan harus semprot secara kontinyu agar intetntitas semprotan tetap sabil.
3 Autoclave berfungsi untuk mensterilkan semua bahan dan beberapa peralatan. alata ini di lengakapi dengan alat pengukur tekanan, pengunci, Exhoust Volve, safety value atau pengeluaran/ pembuangan udara secara otomatis setelah mencapai suhu dan tekanan maksimum.
Tabung ini terbuat dari bahan logam yang tingkat ketebalannya tinggi. alat ini memiliki beberapa variasi nulai dari sedernaha sampai tercanggih
1 Nama alat semprot full otomatis.
Terdapat alat pengukur tekanan udarah, terbuat dari logam besi, bagian tutup terdapat pengunci untuk tekanan udarah yang keluar.
Daya tampung 12 liter, memiliki satu tabung yang berfungsi menampung air larutan pestisida sekaligus udarah yang memberikan tekanan.
Memiliki steak pom/ tongkat pompa dan tabung tekanan
Diujung tongkat semprot terdapat Nozle yang mengatur keluarnya air larutan pestisida
2 Alat semprot semi otomatis, di lengkapi dengan alat semprot hidrolik, batang semprot, tabung air, tabung udarah, mulut tangki dan Nozle, tali untuk gendong dan alat pompa manual, kapasitas atau daya tampung 12 liter, terbuat dari logam besi.
Dalam aplikasinya alat ini menggunakan tenaga hidrolik dan selama penyemprotan harus semprot secara kontinyu agar intetntitas semprotan tetap sabil.
3 Autoclave berfungsi untuk mensterilkan semua bahan dan beberapa peralatan. alata ini di lengakapi dengan alat pengukur tekanan, pengunci, Exhoust Volve, safety value atau pengeluaran/ pembuangan udara secara otomatis setelah mencapai suhu dan tekanan maksimum.
Tabung ini terbuat dari bahan logam yang tingkat ketebalannya tinggi. alat ini memiliki beberapa variasi nulai dari sedernaha sampai tercanggih
4 Nozle berfungsi untuk menghasilkan butiran cairan yang di semprotkan oleh tongkat semprot, ada macam-macam jenis, bentuk dan variasi yang di ciptakan di sesuaikan dengan kebutuhan dan sasaran objek semprot.
Bentuk atau lubang Nozle sangat mempengaruhi dalam efektifitas dan efisiensi penggunaan pestisida.
Jumlah semprotan atau butiran yang dihasilkan dapat diketahui dengan mengukur semprotan dalam gelas ukur dalam jangka waktu tertentu sehingga dapat mengetahui kebutuhan ppestisida per/Ha
BAB III. PEMBAHASAN
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.
Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali.
Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman, khususnya untuk pertanian dan kehutanan pada tahun 2008 hingga kwartal I tercatat 1702 formulasi yang telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya. Sedangkan bahan aktif yang terdaftar telah mencapai 353 jenis.
Dalam pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah sebagai alternatif terakhir. Dan belajar dari pengalaman, Pemerintah saat ini tidak lagi memberi subsidi terhadap pestisida . Namun kenyataannya di lapangan petani masih banyak menggunakannya. Menyikapi hal ini, yang terpenting adalah baik pemerintah maupun swasta terus menerus memberi penyuluhan tentang bagaimana penggunaan pestisida secara aman dan benar. Aman terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti 5 tepat (tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat takaran).
Pestisida sebelum digunakan harus diformulasi terlebih dahulu. Pestisida dalam bentuk murni biasanya diproduksi oleh pabrik bahan dasar, kemudian dapat diformulasi sendiri atau dikirim ke formulator lain. Oleh formulator baru diberi nama.
Cara penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan pengendalian hama. Walaupun jenis obatnya manjur, namun karena penggunaannya tidak benar, maka menyebabkan sia-sianya penyemprotan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida, di antaranya adalah keadaan angin, suhu udara, kelembapan dan curah hujan. Angin yang tenang dan stabil akan mengurangi pelayangan partikel pestisida di udara. Apabila suhu di bagian bawah lebih panas, pestisida akan naik bergerak ke atas. Demikian pula kelembapan yang tinggi akan mempermudah terjadinya hidrolisis partikel pestisida yang menyebabkan kurangnya daya racun. Sedang curah hujan dapat menyebabkan pencucian pestisida, selanjutnya daya kerja pestisida berkurang.
Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah ketepatan penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan pemborosan pestisida, di samping merusak lingkungan. Dosis yang terlalu rendah menyebabkan hama sasaran tidak mati. Di samping berakibat mempercepat timbulnya resistensi.
1. Dosis pestisida.
Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu kali aplikasi atau lebih. Ada pula yang mengartikan dosis adalah jumlah pestisida yang telah dicampur atau diencerkan dengan air yang digunakan untuk menyemprot hama dengan satuan luas tertentu. Dosis bahan aktif adalah jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan satuan luas atau satuan volume larutan. Besarnya suatu dosis pestisida biasanya tercantum dalam label pestisida.
2. Konsentrasi pestisida.
Ada tiga macam konsentrasi yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan pestisida
• Konsentrasi bahan aktif, yaitu persentase bahan aktif suatu pestisida dalam larutan yang sudah dicampur dengan air.
• Konsentrasi formulasi, yaitu banyaknya pestisida dalam cc atau gram setiap liter air.
• Konsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida, yaitu persentase kandungan pestisida dalam suatu larutan jadi.
3. Alat semprot.
Alat untuk aplikasi pestisida terdiri atas bermacam-macam seperti knapsack sprayer (high volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar 500 liter. Mist blower (low volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar 100 liter. Dan Atomizer (ultra low volume) biasanya kurang dari 5 liter.
Secara garis besar ada tiga macam alat semprot yaitu penyemprot gendong, penyemprotpengabut bermotor tipe gendong, mesin penyemprot bertekanan tinggi, beberapa penyemprot yang disebutkan di atas merupakan yang sering dikenal dan digunakan oleh petani kita di lapangan. Sekalipun banyak bentuk dan variasi namun hanya ada dua sistem pompa yaitu sistem otomatis dan semi otomatis.
Penyemprot otomatis tidak memerlukan popmpa ber kali-kali, akan tetapi hanya dipompa sewaktu-waktu bila diperlukan, sementara penyemprot semi otomatis ini selalu dipompa selama cairan yang mengandung larutan pestisida masih ada, masalah efisiensi tenaga yang jelas penyemprot otomatis lebih efisien di bandingkan dengan semi otomatis, dari segi hasilnyapun akan berbeda antara penyemprot ototmatis dan semi otomatis.
Tangki atau tabung yang dijumpai banyak ragam dan bentuknya, ada yang terbuat dari plastik, ada juga yang terbuat dari besi, bentukny ada yang bulat silindris dan ada juga yang berbentuk tabung tergantuk desain dari perusahaan yang memproduksinnya. Sekalipun berbeda dalam bahan tabung, jenis tabung dan ukuran tabung, namun fungsinya tetap sama yanitu sebagai alat semprot berbagai larutan pestisida.
Bagaian yang paling penting dari alat logam ini adalah Nozzle, bagian inilah yang menentukan besar kecilnya partikel semprotan yang di keluarkan dari tabung, besar-kecilnya lubang nozzle ditentukan oleh bentuk dan diameter lubang, semakin kecil lubang nozzle maka semakin halus semprotannya dan semakin luas jangkauan semprotannya, sebaliknya semakin besar lubangnya maka semakin kasar semprotan dan semakin dekat jangkauan semprotan.
Hubungan antara kecil dan besarnya lubang nozzle ini, sangat berkaitan erat dengan kebutuhan dosis pestisida yang di gunakan dalam areal tertentu. Untuk menentukan berapa banyak kebutuhan pestisida dan air yang digunaka maka sebelum mengaplikasikan pestisida ke seluruh areal lahan maka perlu melakukan kalibrasi terlebih dahulu.
Kalibrasi sangat penting di lakukan agar dapat menentukan dosis pestisida yang tepat dan efisien, sehingga secara ekonomi tidak mengeluarkan biaya banyak dan secara ekologi tidak merusak lingkungan akibat penggunaan pestisida yang tidak bijaksana.
Berikut adalah bebera standart yang ditentukan sehingga pabrik dalam pembuatan ukuran nozzlenya berdasarkan standart ini.
4. Ukuran droplet .
Ada bermacam-macam ukuran droplet:
• Veri coarse spray lebih 300 µm
• Coarse spray 400-500 µm
• Medium spray 250-400 µm
• Fine spray 100-250 µm
• Mist 50-100 µm
• Aerosol 0,1-50 µm
• Fog 5-15 µm
5. Ukuran partikel.
Ada bermacam-macam ukuran partikel:
• Macrogranules lebih 300 µm
• Microgranules 100-300 µm
• Coarse dusts 44-100 µm
• Fine dusts kurang 44 µm
• Smoke 0,001-0,1 µm
6. Ukuran molekul hanya ada satu macam, yatu kurang 0,001 µm
BAB IV. KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, peralatan logam secara garis besar dibedakan atas tiga yaitu : penyemprot gendong (Power Mist Blower And Duster), pengabut semprot tekanan tinggi (High Presure Power Sprayer) dan jenis penyemprot lainnya.
Meskipun banyak variasi alat penyemrpt namun fungsi semuanya sama yaitu sebagai alat penyemprot. Berdasarkan sistem kerjanya maka di bedakan menjadi dua yait alat semprot otomatis dan alat semprot semiotomatis.
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa telah mempelajari, mengenal alat, mengetahui cara penggunaan yang benar dan membedakan alat mana yang paling efektif dan efisien dalam pengendalian OPT dengan pestisida, serta mahasiswa telah mempelajari bagaimana cara Kalibrasi pestisida.
4.2 Saran
Laporan ini sangat jauh dari sempurna, karena di buat dengan tinjauan pustaka yang sedikit dan kebanyakan menguraikan berdasrkan pengalaman praktikan oleh sebab itu, pada praktikum ke depan agar bisa membuat lebih baik dari laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Annonim, 2010. Peralatan Kimia. Di dowload tgl. 19. April 2010.
Sutedjo, Mulyo Dkk. 1991. Mikro Biologi Tanah. Bineka Cipta : Jakarta
Wudianto, Rini. 2004. petunjuk penggunaan pestisida. Penebar swadaya : Jakarata
1.1 Latar Belakang
Dasar-Dasar Instrumentasi Pertanian merupakan salah satu mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa pertanian karena di dalamnya terdapat peralatan pertanian, baik peralatan laboratorium maupun peralatan lapang.
Mendengar kata Laboratorium, identik dengan kegiatan percobaan, praktikum, dan penelitian, dalam beberapa kegiatan yang disebutkan di atas tentu membutuhkan peralatan yang menunjang keberhasilan kegiatan. Peralatan berdasarkan jenisnya dibedakan ada tiga yaitu peralatan logam, alat kaca, dan alat optik.
Peralatan laboratorium bermacam-macam ragamnya demikian juga cara penggunaan dan fungsinya berbeda antara alat yang satu dengan alat yang lain, ada beberapa alat yang namanya sama namun ukuran volumenya atau daya tampungnya berbeda, peralatan laboratorium meskipun barangnya kecil akan tetapi harganya mahal, oleh karena itu pengenalan akan peralatan dan mengetahui cara penggunaannya akan membantu dalam kegiatan penelitian mahasiswa ke depan.
Namun dalam acara praktikum ini dikhususkan hanya pada peralatan Logam saja, peralatan logam umumnya berfungsi untuk menyemprot, memformulasikan bahan pestisida, mensteril peralatan atau bahan, alat logam seperti sprayer untuk menyemprot dan autoclave untuk mensteril peralatan dan bahan.
Alat yang digunakan dalam aplikasi pestisida tergantung pada formulasi yang di gunakan, pestisida yang berbentuk granular dalam aplikasinya tidak memerlukan peralatan tetapi pestisida yang berbentuk cairan EC atau bentuk tepung yang di larutkan dalam air WP memerlukan alat penyemprot untuk menyebarkannya.
Ada banyak alat penyemprot yang sering di jumpai di pasaran diantaranya yaitu penyemprot gendong (Power Mist Blower And Duster), pengabut semprot tekanan tinggi (High Presure Power Sprayer) dan jenis penyemprot lainnya. penggunaan alat penyemprot ini disesuaikan dengan kebutuhan terutama yang berkaitan dengan luas areal pertanaman sehingga pemakaian pestisida menjadi efektif dan efisien.
Dengan adanya praktikum ini, diharapkan mahasiswa agroteknologi sudah mengenal peralatan laboratorium khususnya alat logam, dan mengetahui cara penggunaan yang benar sehingga mampu menggunakan peralatan dengan benar setelah melakukan praktikum ini.
1.2 Tujuan
Adapun Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui macam-macam alat semprot
2. Mengetahui bagian-bagian alat semprot logam dan fungsinya
3. Mengetahui perbedaan alat semprot otomatis dan semi otomatis
4. memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam Klibrasi pestisida dengan peralatan yang tepat dan benar
BAB II. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Peralatan logam (Alat Semprot) Laboratorium HPT FAPERTA UNEJ
NO. GAMBAR KETERANGAN
1 Nama alat semprot full otomatis.
Terdapat alat pengukur tekanan udarah, terbuat dari logam besi, bagian tutup terdapat pengunci untuk tekanan udarah yang keluar.
Daya tampung 12 liter, memiliki satu tabung yang berfungsi menampung air larutan pestisida sekaligus udarah yang memberikan tekanan.
Memiliki steak pom/ tongkat pompa dan tabung tekanan
Diujung tongkat semprot terdapat Nozle yang mengatur keluarnya air larutan pestisida
2 Alat semprot semi otomatis, di lengkapi dengan alat semprot hidrolik, batang semprot, tabung air, tabung udarah, mulut tangki dan Nozle, tali untuk gendong dan alat pompa manual, kapasitas atau daya tampung 12 liter, terbuat dari logam besi.
Dalam aplikasinya alat ini menggunakan tenaga hidrolik dan selama penyemprotan harus semprot secara kontinyu agar intetntitas semprotan tetap sabil.
3 Autoclave berfungsi untuk mensterilkan semua bahan dan beberapa peralatan. alata ini di lengakapi dengan alat pengukur tekanan, pengunci, Exhoust Volve, safety value atau pengeluaran/ pembuangan udara secara otomatis setelah mencapai suhu dan tekanan maksimum.
Tabung ini terbuat dari bahan logam yang tingkat ketebalannya tinggi. alat ini memiliki beberapa variasi nulai dari sedernaha sampai tercanggih
1 Nama alat semprot full otomatis.
Terdapat alat pengukur tekanan udarah, terbuat dari logam besi, bagian tutup terdapat pengunci untuk tekanan udarah yang keluar.
Daya tampung 12 liter, memiliki satu tabung yang berfungsi menampung air larutan pestisida sekaligus udarah yang memberikan tekanan.
Memiliki steak pom/ tongkat pompa dan tabung tekanan
Diujung tongkat semprot terdapat Nozle yang mengatur keluarnya air larutan pestisida
2 Alat semprot semi otomatis, di lengkapi dengan alat semprot hidrolik, batang semprot, tabung air, tabung udarah, mulut tangki dan Nozle, tali untuk gendong dan alat pompa manual, kapasitas atau daya tampung 12 liter, terbuat dari logam besi.
Dalam aplikasinya alat ini menggunakan tenaga hidrolik dan selama penyemprotan harus semprot secara kontinyu agar intetntitas semprotan tetap sabil.
3 Autoclave berfungsi untuk mensterilkan semua bahan dan beberapa peralatan. alata ini di lengakapi dengan alat pengukur tekanan, pengunci, Exhoust Volve, safety value atau pengeluaran/ pembuangan udara secara otomatis setelah mencapai suhu dan tekanan maksimum.
Tabung ini terbuat dari bahan logam yang tingkat ketebalannya tinggi. alat ini memiliki beberapa variasi nulai dari sedernaha sampai tercanggih
4 Nozle berfungsi untuk menghasilkan butiran cairan yang di semprotkan oleh tongkat semprot, ada macam-macam jenis, bentuk dan variasi yang di ciptakan di sesuaikan dengan kebutuhan dan sasaran objek semprot.
Bentuk atau lubang Nozle sangat mempengaruhi dalam efektifitas dan efisiensi penggunaan pestisida.
Jumlah semprotan atau butiran yang dihasilkan dapat diketahui dengan mengukur semprotan dalam gelas ukur dalam jangka waktu tertentu sehingga dapat mengetahui kebutuhan ppestisida per/Ha
BAB III. PEMBAHASAN
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.
Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali.
Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman, khususnya untuk pertanian dan kehutanan pada tahun 2008 hingga kwartal I tercatat 1702 formulasi yang telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya. Sedangkan bahan aktif yang terdaftar telah mencapai 353 jenis.
Dalam pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah sebagai alternatif terakhir. Dan belajar dari pengalaman, Pemerintah saat ini tidak lagi memberi subsidi terhadap pestisida . Namun kenyataannya di lapangan petani masih banyak menggunakannya. Menyikapi hal ini, yang terpenting adalah baik pemerintah maupun swasta terus menerus memberi penyuluhan tentang bagaimana penggunaan pestisida secara aman dan benar. Aman terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti 5 tepat (tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat takaran).
Pestisida sebelum digunakan harus diformulasi terlebih dahulu. Pestisida dalam bentuk murni biasanya diproduksi oleh pabrik bahan dasar, kemudian dapat diformulasi sendiri atau dikirim ke formulator lain. Oleh formulator baru diberi nama.
Cara penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan pengendalian hama. Walaupun jenis obatnya manjur, namun karena penggunaannya tidak benar, maka menyebabkan sia-sianya penyemprotan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida, di antaranya adalah keadaan angin, suhu udara, kelembapan dan curah hujan. Angin yang tenang dan stabil akan mengurangi pelayangan partikel pestisida di udara. Apabila suhu di bagian bawah lebih panas, pestisida akan naik bergerak ke atas. Demikian pula kelembapan yang tinggi akan mempermudah terjadinya hidrolisis partikel pestisida yang menyebabkan kurangnya daya racun. Sedang curah hujan dapat menyebabkan pencucian pestisida, selanjutnya daya kerja pestisida berkurang.
Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah ketepatan penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan pemborosan pestisida, di samping merusak lingkungan. Dosis yang terlalu rendah menyebabkan hama sasaran tidak mati. Di samping berakibat mempercepat timbulnya resistensi.
1. Dosis pestisida.
Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu kali aplikasi atau lebih. Ada pula yang mengartikan dosis adalah jumlah pestisida yang telah dicampur atau diencerkan dengan air yang digunakan untuk menyemprot hama dengan satuan luas tertentu. Dosis bahan aktif adalah jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan satuan luas atau satuan volume larutan. Besarnya suatu dosis pestisida biasanya tercantum dalam label pestisida.
2. Konsentrasi pestisida.
Ada tiga macam konsentrasi yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan pestisida
• Konsentrasi bahan aktif, yaitu persentase bahan aktif suatu pestisida dalam larutan yang sudah dicampur dengan air.
• Konsentrasi formulasi, yaitu banyaknya pestisida dalam cc atau gram setiap liter air.
• Konsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida, yaitu persentase kandungan pestisida dalam suatu larutan jadi.
3. Alat semprot.
Alat untuk aplikasi pestisida terdiri atas bermacam-macam seperti knapsack sprayer (high volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar 500 liter. Mist blower (low volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar 100 liter. Dan Atomizer (ultra low volume) biasanya kurang dari 5 liter.
Secara garis besar ada tiga macam alat semprot yaitu penyemprot gendong, penyemprotpengabut bermotor tipe gendong, mesin penyemprot bertekanan tinggi, beberapa penyemprot yang disebutkan di atas merupakan yang sering dikenal dan digunakan oleh petani kita di lapangan. Sekalipun banyak bentuk dan variasi namun hanya ada dua sistem pompa yaitu sistem otomatis dan semi otomatis.
Penyemprot otomatis tidak memerlukan popmpa ber kali-kali, akan tetapi hanya dipompa sewaktu-waktu bila diperlukan, sementara penyemprot semi otomatis ini selalu dipompa selama cairan yang mengandung larutan pestisida masih ada, masalah efisiensi tenaga yang jelas penyemprot otomatis lebih efisien di bandingkan dengan semi otomatis, dari segi hasilnyapun akan berbeda antara penyemprot ototmatis dan semi otomatis.
Tangki atau tabung yang dijumpai banyak ragam dan bentuknya, ada yang terbuat dari plastik, ada juga yang terbuat dari besi, bentukny ada yang bulat silindris dan ada juga yang berbentuk tabung tergantuk desain dari perusahaan yang memproduksinnya. Sekalipun berbeda dalam bahan tabung, jenis tabung dan ukuran tabung, namun fungsinya tetap sama yanitu sebagai alat semprot berbagai larutan pestisida.
Bagaian yang paling penting dari alat logam ini adalah Nozzle, bagian inilah yang menentukan besar kecilnya partikel semprotan yang di keluarkan dari tabung, besar-kecilnya lubang nozzle ditentukan oleh bentuk dan diameter lubang, semakin kecil lubang nozzle maka semakin halus semprotannya dan semakin luas jangkauan semprotannya, sebaliknya semakin besar lubangnya maka semakin kasar semprotan dan semakin dekat jangkauan semprotan.
Hubungan antara kecil dan besarnya lubang nozzle ini, sangat berkaitan erat dengan kebutuhan dosis pestisida yang di gunakan dalam areal tertentu. Untuk menentukan berapa banyak kebutuhan pestisida dan air yang digunaka maka sebelum mengaplikasikan pestisida ke seluruh areal lahan maka perlu melakukan kalibrasi terlebih dahulu.
Kalibrasi sangat penting di lakukan agar dapat menentukan dosis pestisida yang tepat dan efisien, sehingga secara ekonomi tidak mengeluarkan biaya banyak dan secara ekologi tidak merusak lingkungan akibat penggunaan pestisida yang tidak bijaksana.
Berikut adalah bebera standart yang ditentukan sehingga pabrik dalam pembuatan ukuran nozzlenya berdasarkan standart ini.
4. Ukuran droplet .
Ada bermacam-macam ukuran droplet:
• Veri coarse spray lebih 300 µm
• Coarse spray 400-500 µm
• Medium spray 250-400 µm
• Fine spray 100-250 µm
• Mist 50-100 µm
• Aerosol 0,1-50 µm
• Fog 5-15 µm
5. Ukuran partikel.
Ada bermacam-macam ukuran partikel:
• Macrogranules lebih 300 µm
• Microgranules 100-300 µm
• Coarse dusts 44-100 µm
• Fine dusts kurang 44 µm
• Smoke 0,001-0,1 µm
6. Ukuran molekul hanya ada satu macam, yatu kurang 0,001 µm
BAB IV. KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, peralatan logam secara garis besar dibedakan atas tiga yaitu : penyemprot gendong (Power Mist Blower And Duster), pengabut semprot tekanan tinggi (High Presure Power Sprayer) dan jenis penyemprot lainnya.
Meskipun banyak variasi alat penyemrpt namun fungsi semuanya sama yaitu sebagai alat penyemprot. Berdasarkan sistem kerjanya maka di bedakan menjadi dua yait alat semprot otomatis dan alat semprot semiotomatis.
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa telah mempelajari, mengenal alat, mengetahui cara penggunaan yang benar dan membedakan alat mana yang paling efektif dan efisien dalam pengendalian OPT dengan pestisida, serta mahasiswa telah mempelajari bagaimana cara Kalibrasi pestisida.
4.2 Saran
Laporan ini sangat jauh dari sempurna, karena di buat dengan tinjauan pustaka yang sedikit dan kebanyakan menguraikan berdasrkan pengalaman praktikan oleh sebab itu, pada praktikum ke depan agar bisa membuat lebih baik dari laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Annonim, 2010. Peralatan Kimia. Di dowload tgl. 19. April 2010.
Sutedjo, Mulyo Dkk. 1991. Mikro Biologi Tanah. Bineka Cipta : Jakarta
Wudianto, Rini. 2004. petunjuk penggunaan pestisida. Penebar swadaya : Jakarata
0 komentar:
Posting Komentar