Hidroponik berasal dari bahasa yunani yaitu, Hydroponic yang mana hidro berarti air dan ponus berarti kerja. Hidroponik merupakan teknologi bercocok tanam yang menggunakan media air, nutrisi dan oksigen.
Hidroponik adalah sebuah sistem/teknologi dimana tanaman ditumbuhkan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam,karena itu hidroponik juga disebut sebagai budidaya tanam tanpa tanah atau soilless culture.Arti harafiah dari hidroponik adalah bekerja dengan air.
hidroponik merupakan suatu sistem budidaya tanaman pada media yang tidak menyediakan unsur hara, dan unsur hara esensial yang diperlukan tanaman disediakan dalam bentuk larutan/nutrisi.
Tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik meliputi golongan tanaman hortikultura yang meliputi tanaman sayur,
tanaman buah, tanaman hias, pertamanan, dan tanaman obat-obatan. Pada hakekatnya berlaku untuk semua jenis
tanaman baik tahunan, biennial, maupun annual. Pada umumnya merupakan tanaman annual (semusim).
Bibit yang dua helai daunnya telah tumbuh (atau ketinggian lebih kurang 3 cm) dipindahkan kedalam wadah atau media pembibitan, hati-hati dalam waktu memindahkan bibit atau kecambah, uratnya tidak boleh rusak, pakai alat sendok atau garpu ke wadah pembibitan (dapat berupa pot plastik bekas minuman air meneral atau polibag berdiameter lebih kurang 8 cm dan diberi lobang ventilasi), yang telah diisi dengan media.
Siramlah bibit tersebut 5 – 6 kali sehari dengan air yang menggunakan spayer.
Bersihkan tempat wadah penanaman dari semua kotoran dan penyakit tanaman dengan menyemprotkan fungisida atau desinfektan (formalin 40 % dengan konsentrasi 2 ml/l atau Kl dengan konsentrasi 2 g/l) bagi green hausenya berlantai semen, tapi jika green housenya berlantai tanah cukup menyemprotkan herbisida, seperti Roundup.
Masukan media kedalam wadah atau pot penanaman sebanyak ¾ dari tinggi pot atau maksimal setinggi 15 cm (sebaiknya 1 minggu sebelum penanaman).
Susunlah Wadah yang telah bersisi media tersebut di dalam greenhouse dengan memakai rak-rak atau guludan-guludan dengan jarak pot atau wadah 60 cm yang selang-seling (zig-zak, segi tiga sama kaki).
Bibit dipindahkan kedalam pot atau wadah penanaman dengan cara melepasnya dari pot atau wadah pembibitan dan masukan kedalam pot atau wadah penanaman yang telah diberi lobang sebasar media pembibitan sebelumnya.
Perawatan tanaman hidroponik secara umum adalah meliputi; penyiraman, pemangkasan, penyerbukan (jika diperlukan), pengikatan, pemberian zat tumbuh serta pengendalian hama penyakit.
Klasifikasi hidroponik berdasarkan media, yaitu :
1. Kultur air : NFT, irigasi tetes, hidroponik terapung.
2. Kultur agregat : pasir, rockwool, arang sekam, kerikil, batu apung.
3. Aeroponik : medium gas.
TINJAUAN PUSTAKA
Kangkung adalah tanaman air tawar yang tumbuh liar di aliran sungai, sawah, rawa, dan ada juga yang di budidayakan di darat. Sesuai dengan perkembanag di bidang pertanian saat in i sudah di kembangkan dengan sistem Hidroponik.
Pada hakekatnya berlaku untuk semua jenis tanaman baik tahunan, biennial, maupun annual. Pada umumnya merupakan tanaman annual (semusim).
Klasifikasi hidroponik berdasarkan media, yaitu :
1. Kultur air : NFT, irigasi tetes, hidroponik terapung.
2. Kultur agregat : pasir, rockwool, arang sekam, kerikil, batu apung.
3. Aeroponik : medium gas.
Beberapa model dasar hidroponik yang biasa dikembangkan di Indonesia yaitu:
1. Wick System (Sistem sumbu),
2. Water Culture (Kultur air),
3. Ebb and Flow (Pasang surut),
4. Drips System (Irigasi tetes), Nutrient Film Technic (NFT) dan
5. Aeroponik
Beberapa keuntungan menggunakan teknologi hidroponik, ditinjau dari tiga aspek, yaitu :
1) Keuntungan secara teknologis
Keuntungan yang bisa didapat, produk hidroponik lebih terjamin kebebasannya dari hama penyakit yang berada di dalam tanah, hidroponik menggunakan metode kerja yang lebih praktis dan tepat guna, memungkinkan menanam suatu
jenis tanaman di luar musim tanam, sehingga secara komersial mempunyai harga jual yang lebih baik, dan hidroponik mampu memanfaatan lahan sempit atau kritis dan tidak produktif.
2) Kuntungan secara ekonomis
Dapat menjadi sumber peningkatan penghasilan dan profesi, meningkatkan pemenuhan sumber pengadaan gizi masyarakat dan keluarga jika diusahakan dalam skala besar dapat meningkatkan ekspor yaitu produk hortikultura segar dan berkualitas tinggi.
3) Keuntungan bagi lingkungan dan sosial
Dapat dijadikan sarana pendidikan pertanian modern, memperindah lingkungan, dan mengesankan dunia pertanian yang bersih, dapat menimbulkan gairah usaha mandiri, menciptakan lapangan pekerjaan, bisa menjadi tempat berkreasi orang.
3. Kendala modal/biaya
Dalam biaya dibutuhkan modal besar untuk memulai, keperluan perawatan tanaman sehari-hari, perawatan green house dan kelengkapan irigasi dan biaya untuk pengemasan, pemasaran, dan promosi.
Berikut perbandingan budidaya tanaman secara hidroponik dan konvensional NoParameterKonvensional Hidroponik
1. LahanTerbatas pada lahan tertentuLebih tidak terbatas, misal padang pasir, pulau karang dsb
2. MediumTanah perlu diolah, diganti setelah 2-3 generasi tanamanTanpa pengolahan, media dapat dipakai berulang-ulang
3. Sterilisasi mediumPerlu biaya, waktu, dan tenaga yang besarLebih sedikit
4. Kandungan haraSangat bervariasi, defisiensi lokal, lebih sulit diaturSeragam, lebih mudah diatur, hara cukup dan tersedia
5. PemupukanDisebar, perlu jumlah banyak, kurang efisienDilarutkan, jumlah lebih sedikit, lebih efisien
6. Air Sering terjadi kekeringan karena sifat tanah dan iklim, penggunaan kurang efisienTidak, lebih efisien
7. Jumlah TanamanDibatasi oleh akar, hara dan cahaya, populasi tanaman lebih kecilDibatasi oleh cahaya, populasi lebih besar Gulma Ada, perlu pengendalianTidak ada Hama dan PenyakitBanyakSedikit
8. Tenaga kerjaBanyakSedikit
9. Masa BeroPerluTidak Perlu
10. 12HasilLebih rendahLebih tinggi
11. Kualitas Kurang baik karena ada serangan OPTLebih Baik
12. BiayaRendahTinggi
13. TeknologiSederhanaRumit
14. BahanMudah diperoleh/Sulit diperoleh
`Hidroponik ini mempunyai beberapa kelebihan berbanding dengan sistem penanaman biasa yang menggunakan tanah seperti berikut:
1. Sistem ini boleh dipraktikkan pada kawasan yang tidak sesuai untuk penanaman secara biasa seperti tanah bertoksik, padang pasir dan lain-lain;
2. Sayur-sayuran akan cepat tumbuh dan mengeluarkan hasil yang berkualiti tinggi;
3. Bersih dan bebas daripada sebarang racun makhluk perosak;
4. Tidak perlu merumpai, menyiram dan mencangkul;
5. Penggunaan air dan baja yang terkawal dan efisien;
6. Pulangan hasil seunit kawasan bagi seunit masa adalah tinggi.
Kaedah hidroponik memerlukan perbelanjaan agak rendah jika dibandingkan dengan kaedah biasa bagi mendapatkan alat-alat seperti berikut:
• Pam air untuk aknarium.
• Tempat tanaman (diperbnat daripada paip PVC, dulang plastik dan bahan-bahan lain seperti kayu, papan lapis, tin besi, yang perlu dialas dengan kepingan plastik yang tebal).
a. Tangki untuk larutan nutrien.
b. Tenaga elektrik.
c. Pasu plastik kecil (jika perlu).
1 : Sistem Pengaliran Nutrien
Sistem Takung
Bagi sistem takung punca peralatan berikut adalah diperlukan:
i) Takung tanaman.
ii) Penutup (diperbuat daripada polisterin, plastik).
iii) Pasu plastik kecil (jika perlu).
KAEDAH PENANAMAN
Kedua-dua sistem penanaman di atas boleh menggunakan kaedah penanaman seperti berikut:-
Cara Mengubah:
1. Semai biji benih menggunakan pasir kasar atau sabut kelapa halus
2. Keluarkan anak benih (bersihkan akar anak benih)
3. Pindahkan anak benih ke tempat tanaman (Letakkan 1-2 pokok benih untuk satu lubang tanaman. Takung tanaman hannya mengandungi air sahaja.)
4. Selepas dua hari baja separuh kepekatan dilarutkan untuk menyokong pokok
5. Selepas tujuh hari, masukkan baki baja supaya larutan nutrien mencapai kepekatan penuh
Cara Semaian terus
• Sumbatkan benang basah dan tarik untuk buat sumbu
• Masukkan dalam lubang tempat tanaman yang mengandungi air
• Semaikan 2-3 biji benih atas benang basah
• Selepas 7-10 hari, masukkan baja (kepekatan penuh) dalam air
*Larutan nutrien perlu ditambah (tertakluk kepada keperluan) sehingga hasil dituai untuk kedua-dua kaedah penanaman.
Larutan Nutrien
Kadar baja yang diperlukan untuk sayur jenis daun jika larutan nutrien disediakan sendiri adalah seperti berikut :-
BAJA BERAT (g) UNSUR KEPEKATA N (bsj)
Ammonium nitrat 75 N 300
Kalium fosfat 40 P 80
Kalium nitrat 32 K 230
Kalsium klorida 55 Ca 200
Magnesium sulfat 18 Mg 36
Besi/Ferum (Fe-EDTA) 3.29 Fe 5
Boron 0.56 B 1.0
Manganous chloride 0.18 Mn 0.5
Kuprum sulfat 0.04 Cu 0.1
Zingkam sulfat 0.05 Zn 0.1
Ammonium molybate trace Mo trace
Baja komersil (Gred)
Pertanian atau industri
• Gred teknikal
Pembahasan
Dari data yang diperoleh antara tanaman kangkung dan tanaman sawi seperti yang terlihat pada tabel 1 dan tabel 2, terlihat secara jelas bahwa perbedaannya sangat jelas dalam hal pertumbuhan jumlah akar, panjang akar, jumlah daun, tinggi tanaman, dan tingkat kesuburan, pada tanaman kangkung dan sawi jumlah akarnya masing masing satu (1) tetapi panjang akarnya lebih panjang tanaman kangkung daripada tanaman sawi,sementara perbandingan antara jumlah daun dan tinggi tanaman dari kedua tanama dengan umur yang sama memiliki perbedaan yang sangat besar yaitu tanaman kangkung jumlah daun dua helai perpohon sementara tanaman sawi tiga helai perpohon, sementara itu perbandingan antara kedua tanaman tersebut dalam hal panjang tanaman dengan umur yang sama memiliki perbedaan bahwa tanaman kangkung rata-rata tingginya lebih panjang dibandingka dengan panjang rata-rata tanaman sawi.
Grafik data kelompok IV Pertumbuhan sawi dan kangkung NFT
Hal perbedaan di atas di sebabkan oleh daya tumbuh antara tanaman kangkung dan tanaman sawi berbeda, karena mememang kedua tanaman tersebut hubungan kekerabatannya tidak sama serta perlakuan media serta kondisi fisik kedua tanaman tersebut berbeda jauh.
Penyebab utama terjadinya perbedaan dalam pertumbuhan tanaman sayuran ini adalah masalah tempat pembiakan sistem NFT yang sama dengan jenis tanaman yang berbeda, tanaman kangkung tumbuh dengan baik dan subur karena tanaman kangkung termasuk tanaman yang menyerap unsur hara yang banyak dan karena tanaman kangkung ditanam dekat dengan kran air yang membawa nutrisi maka tanaman kangkung menyerap nutrisi sehingga nutrisi yang seharusnya disisakan untuk tanaman sawi akhirnya diserap semua oleh kangkung.
jadi tanaman sawi seharusnya di tanam pada media yang berbeda agar nutrisi atau pupuk yang diberikan benar-benar diserap oleh sawi, selain faktor persaingan di atas juga terjadi karena tanaman sawi di tanam paling selatan dan jauh dari kran serta aliran airnya sehingga larutan pupuknya mengendap di sekitar tanaman kangkung jadi tanaman sawi tidak mendapat bagian yang cukup.
Berdasarkan data pada tabel 3 di atas terlihat perbedaan antara tanaman kangkung dan tanaman sawi perbedaan tersebut saling mempenagruhi antara jumlah kar, panjang akar dan tinggi tanaman, angka hasil pertumbuhan sangat berbeda antara tanaman kangkung lebih besar dari pada tanaman sawi, seperti yang telah di jelaskan maka dapat di grafikkan hasil pertumbuhan antara tanaman kangkung dan sawi sebagai berikut
Sementara perolehan data berdasarkan pengamatan dan perlakuan masing-masing kelompok di kumpulkan untuk mengambil suatu kesimpulan, dan membandingkan pertumbuhan tanaman sawi dan kangkung antar tanaman, data diperoleh selama tiga minggu perlakuan.
setelah data-kelompok disatukan maka diperoleh hasil sebagai pada grafik berikut :
Grafik Perbandingan data kelompok kangkung NFT
Seperti kodratnya semakin lama tanaman sebagai mahluk hidup, terus aktif dalam pertumbuhan, semakin lama maka semaki besarpula perkembangan bagian organ-organ tubuh tanaman, selama tiga minggu pengamatan melakukan pengamatan dan pengukuran secara berkala, dari data-data yang telah dikumpulkan kemudian dibandingkan antara perkembangan akar tanaman, jumlah daun, tinggi tanaman, dan panjang akar, hasil dari rata-rata perkembangan tanaman yang di catac oleh enam kelompok tersebut dapat disajikan pada grafik berikut :
Grafik Perbandingan Rata-rata data golongan Sawi NFT
budidaya tanaman sayuran (kangkung dan sawi) secara keseluruhan dari hasil praktikum ini tanaman kangkung lebih berhasil tumbuh dari pada tanaman sawi, hal tersebut di gambarkan pada grafik berikut :
Grafik perbandingan petumbuhan antara tanaman kangkung dan sawi selama 2 minggu.
Dalam budidaya dengan sistem hidroponik ini membutuhkan suatu alat yang dapat menggerakan air dan menyalurkan campuran nutrisi kepada tanaman maka di sini alat mesin pompa air sangat diperlukan adapun alat tersebut mempunyai sistem kerja yaitu pada bak penampung air diisi denga air hingga sepertiga bagian sumur, dari susmur tersebut pupuk di larutkan dan larutan pupuk ini di alirkan dengan mesin dap air melalui paralon, larutan ini di alirkan pada wadah atau tempat di mana tanaman berada, sehingga tanaman dapat menyerap nutrisi yang di alirkan tersebut. sistem NFT ini perlu keadaan air yang selalu bergerak untuk alat ini dinyalakan atau di hidupkan selama setengah hari.
Tujuan menyalakan air dap atau kran ini adala untuk menggerakkan dan mengalirkan air agar selalu bergerak mendekati tanaman yang ada.
Kelebihan mesin ini adalah mampu menggerakan dan mengalirkan air dengan baik dan kerjanya konstan tidak berubah-ubah, sementara kelemahanya adalah aliran yang dihasilkan tidak deras sehingga pupuk muda mengendap di sekitar daerah dekat krannya saja, selain itu kelemahan yang lain adalah persediaan air yang kurang dan jauh dari tempat tanaman atau greenhouse sehingga tidak efektif dalam penyalurannya.
Iklim mikro merupakan kondisi iklim pada suatu ruang yang sangat terbatas, tetapi komponen iklim ini penting artinya bagi kehidupan tumbuhan, atau tanaman karena kondisi udara pada skala mikro ini yang akan berkontak langsung dengan tanaman.
Keadaan unsur-unsur iklim ini akan mempengaruhi tingkah laku dan metabolisme yang berlangsung pada tubuh Tanaman kangkung dan tanaman sawi mempengaruhi keadaan iklim mikro di sekitarnya.
Keberadaan bangunan fisik buatan manusia dan benda-benda alami pada suatu lingkungan juga mempunyai pengaruh terhadap iklim mikro setempat,
misalnya terhadap suhu udara, kecepatan arah angin, intensitas dan lama penyinaran yang diterima oleh suatu permukaan, dan kelembaban udara.
Keragaman dari unsur-unsur iklim ini disebabkan karena perbedaan kemampuan dari benda-benda tersebut dalam menyerap radiasi matahari, menyiram air, dan keragaman rupa fisiknya.
Pengetahuan tentang sifat-sifat benda atau bahan sehubungan dengan
kemampuannya untuk menyerap, memantulkan, atau meneruskan radiasi matahari serta kemampuannya dalam menyerap dan menahan air, sering dimanfaatkan menusia dalam usahanya untukmemodifikasi iklim mikro.
Modifikasi iklim mikro sering dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan
lingkungan yang lebih nyaman bagi manusia atau untuk menciptakan lingkungan yang lebih optimal (atau paling tidak lebih baik) untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Pendekatan lain untuk memodifikasi iklim mikro yang dilakukan manusia diantaranya adalah dengan merubah kelembaban udara, dan temperatur.
Kelembaban nisbi udara pada hakekatnya adalah nilai perbandingan antara
uap air yang terkandung dan gaya kandung maksimum uap air di udara pada suatu suhu dan tekanan tertentu, yang dinyatakan dalam persen.
Banyak faktor yang mempengaruhi dalam pertumbuha tanaman sayuran kangkung dan sawi denga media NFT ini diantaranya adalah sebagai berikut :
secara internal pertumbuhan tanaman di tentukan oleh faktor genetik, fisik, kandungan bahan kimiawi pada tanaman, varietas, fisiologis dan daya adaptasi, kesemuanya itu mempengaruhi dalam proses pertumbuhan dan pembelahan sel tanaman sayuran itu sendiri.
selain faktor internal yang banyak diketahui yaitu faktor eksternal yaitu meliputi : lingkungan, media, sistem, pupuk, mesin, suhu, kelembapan, pemeliharaan dan ketelitian dalam menghitung dan merawat.
dengan kenyataan yang ada semua faktor yang disebutkan di atas sangat mempengaruhi dalam pertumbuhan tanaman dengan sistem NFT untuk mengatasi permasalahan yang ada maka perlu ada upaya memperbaiki perlakuan dan menggunakan bahan yang sama untuk mendapatkan hasil yang baik.
dari semua kelemahan dan kendala serta perolehan hasil yang ada maka untuk memperbaiki dan memperoleh hasil yang lebih baik perlu menggunakan tanaman yang satu jenis agar memperoleh hasil yang optimal, dan karena hasil yang diperoleh tanaman kangkung baik maka tanaman kangkung tersebut cocok dibudidayakan denga cara hidroponik sistem NFT.
untuk tanaman sawi sebaiknya menggunakan media atau tempat tersendiri agar tanaman tersebut memperoleh pertumbuha yang optimal.
BAB.5. KESIMPULAN
Sesuai dengan tujuan dari kegiatan praktikum ini bahwa mahasiswa telah belajar tentang :
1. Bagaimana cara membudidayakan tanaman sayuran dengan sistem Hidroponi dengan cmenggunakan system NFT.
2. bagaimana cara pemberian pupuk pada system budidaya hidroponik, yitu memberikannya dengan cara melarutkan dalam air dan digerakan oleh air ke seluruh akar tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Sutopo, Lita. 1985. Teknologi Benih. Jakarta : Raja Wali
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Taksonomi Umum. Yogjakarta : Gajah Mada University Press
Tobing, Roni.1998. Menabur Benih Menuai Hasil. Jakarta : Yayasan Patmos
http// hidroponik sayuran kangkung.// minggu 15 maret 2009
http// www. Google.com
http://tumoutou.net/702_05123/luluk_prihastut_e.htm// senin 20 April 2008
Hidroponik adalah sebuah sistem/teknologi dimana tanaman ditumbuhkan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam,karena itu hidroponik juga disebut sebagai budidaya tanam tanpa tanah atau soilless culture.Arti harafiah dari hidroponik adalah bekerja dengan air.
hidroponik merupakan suatu sistem budidaya tanaman pada media yang tidak menyediakan unsur hara, dan unsur hara esensial yang diperlukan tanaman disediakan dalam bentuk larutan/nutrisi.
Tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik meliputi golongan tanaman hortikultura yang meliputi tanaman sayur,
tanaman buah, tanaman hias, pertamanan, dan tanaman obat-obatan. Pada hakekatnya berlaku untuk semua jenis
tanaman baik tahunan, biennial, maupun annual. Pada umumnya merupakan tanaman annual (semusim).
Bibit yang dua helai daunnya telah tumbuh (atau ketinggian lebih kurang 3 cm) dipindahkan kedalam wadah atau media pembibitan, hati-hati dalam waktu memindahkan bibit atau kecambah, uratnya tidak boleh rusak, pakai alat sendok atau garpu ke wadah pembibitan (dapat berupa pot plastik bekas minuman air meneral atau polibag berdiameter lebih kurang 8 cm dan diberi lobang ventilasi), yang telah diisi dengan media.
Siramlah bibit tersebut 5 – 6 kali sehari dengan air yang menggunakan spayer.
Bersihkan tempat wadah penanaman dari semua kotoran dan penyakit tanaman dengan menyemprotkan fungisida atau desinfektan (formalin 40 % dengan konsentrasi 2 ml/l atau Kl dengan konsentrasi 2 g/l) bagi green hausenya berlantai semen, tapi jika green housenya berlantai tanah cukup menyemprotkan herbisida, seperti Roundup.
Masukan media kedalam wadah atau pot penanaman sebanyak ¾ dari tinggi pot atau maksimal setinggi 15 cm (sebaiknya 1 minggu sebelum penanaman).
Susunlah Wadah yang telah bersisi media tersebut di dalam greenhouse dengan memakai rak-rak atau guludan-guludan dengan jarak pot atau wadah 60 cm yang selang-seling (zig-zak, segi tiga sama kaki).
Bibit dipindahkan kedalam pot atau wadah penanaman dengan cara melepasnya dari pot atau wadah pembibitan dan masukan kedalam pot atau wadah penanaman yang telah diberi lobang sebasar media pembibitan sebelumnya.
Perawatan tanaman hidroponik secara umum adalah meliputi; penyiraman, pemangkasan, penyerbukan (jika diperlukan), pengikatan, pemberian zat tumbuh serta pengendalian hama penyakit.
Klasifikasi hidroponik berdasarkan media, yaitu :
1. Kultur air : NFT, irigasi tetes, hidroponik terapung.
2. Kultur agregat : pasir, rockwool, arang sekam, kerikil, batu apung.
3. Aeroponik : medium gas.
TINJAUAN PUSTAKA
Kangkung adalah tanaman air tawar yang tumbuh liar di aliran sungai, sawah, rawa, dan ada juga yang di budidayakan di darat. Sesuai dengan perkembanag di bidang pertanian saat in i sudah di kembangkan dengan sistem Hidroponik.
Pada hakekatnya berlaku untuk semua jenis tanaman baik tahunan, biennial, maupun annual. Pada umumnya merupakan tanaman annual (semusim).
Klasifikasi hidroponik berdasarkan media, yaitu :
1. Kultur air : NFT, irigasi tetes, hidroponik terapung.
2. Kultur agregat : pasir, rockwool, arang sekam, kerikil, batu apung.
3. Aeroponik : medium gas.
Beberapa model dasar hidroponik yang biasa dikembangkan di Indonesia yaitu:
1. Wick System (Sistem sumbu),
2. Water Culture (Kultur air),
3. Ebb and Flow (Pasang surut),
4. Drips System (Irigasi tetes), Nutrient Film Technic (NFT) dan
5. Aeroponik
Beberapa keuntungan menggunakan teknologi hidroponik, ditinjau dari tiga aspek, yaitu :
1) Keuntungan secara teknologis
Keuntungan yang bisa didapat, produk hidroponik lebih terjamin kebebasannya dari hama penyakit yang berada di dalam tanah, hidroponik menggunakan metode kerja yang lebih praktis dan tepat guna, memungkinkan menanam suatu
jenis tanaman di luar musim tanam, sehingga secara komersial mempunyai harga jual yang lebih baik, dan hidroponik mampu memanfaatan lahan sempit atau kritis dan tidak produktif.
2) Kuntungan secara ekonomis
Dapat menjadi sumber peningkatan penghasilan dan profesi, meningkatkan pemenuhan sumber pengadaan gizi masyarakat dan keluarga jika diusahakan dalam skala besar dapat meningkatkan ekspor yaitu produk hortikultura segar dan berkualitas tinggi.
3) Keuntungan bagi lingkungan dan sosial
Dapat dijadikan sarana pendidikan pertanian modern, memperindah lingkungan, dan mengesankan dunia pertanian yang bersih, dapat menimbulkan gairah usaha mandiri, menciptakan lapangan pekerjaan, bisa menjadi tempat berkreasi orang.
3. Kendala modal/biaya
Dalam biaya dibutuhkan modal besar untuk memulai, keperluan perawatan tanaman sehari-hari, perawatan green house dan kelengkapan irigasi dan biaya untuk pengemasan, pemasaran, dan promosi.
Berikut perbandingan budidaya tanaman secara hidroponik dan konvensional NoParameterKonvensional Hidroponik
1. LahanTerbatas pada lahan tertentuLebih tidak terbatas, misal padang pasir, pulau karang dsb
2. MediumTanah perlu diolah, diganti setelah 2-3 generasi tanamanTanpa pengolahan, media dapat dipakai berulang-ulang
3. Sterilisasi mediumPerlu biaya, waktu, dan tenaga yang besarLebih sedikit
4. Kandungan haraSangat bervariasi, defisiensi lokal, lebih sulit diaturSeragam, lebih mudah diatur, hara cukup dan tersedia
5. PemupukanDisebar, perlu jumlah banyak, kurang efisienDilarutkan, jumlah lebih sedikit, lebih efisien
6. Air Sering terjadi kekeringan karena sifat tanah dan iklim, penggunaan kurang efisienTidak, lebih efisien
7. Jumlah TanamanDibatasi oleh akar, hara dan cahaya, populasi tanaman lebih kecilDibatasi oleh cahaya, populasi lebih besar Gulma Ada, perlu pengendalianTidak ada Hama dan PenyakitBanyakSedikit
8. Tenaga kerjaBanyakSedikit
9. Masa BeroPerluTidak Perlu
10. 12HasilLebih rendahLebih tinggi
11. Kualitas Kurang baik karena ada serangan OPTLebih Baik
12. BiayaRendahTinggi
13. TeknologiSederhanaRumit
14. BahanMudah diperoleh/Sulit diperoleh
`Hidroponik ini mempunyai beberapa kelebihan berbanding dengan sistem penanaman biasa yang menggunakan tanah seperti berikut:
1. Sistem ini boleh dipraktikkan pada kawasan yang tidak sesuai untuk penanaman secara biasa seperti tanah bertoksik, padang pasir dan lain-lain;
2. Sayur-sayuran akan cepat tumbuh dan mengeluarkan hasil yang berkualiti tinggi;
3. Bersih dan bebas daripada sebarang racun makhluk perosak;
4. Tidak perlu merumpai, menyiram dan mencangkul;
5. Penggunaan air dan baja yang terkawal dan efisien;
6. Pulangan hasil seunit kawasan bagi seunit masa adalah tinggi.
Kaedah hidroponik memerlukan perbelanjaan agak rendah jika dibandingkan dengan kaedah biasa bagi mendapatkan alat-alat seperti berikut:
• Pam air untuk aknarium.
• Tempat tanaman (diperbnat daripada paip PVC, dulang plastik dan bahan-bahan lain seperti kayu, papan lapis, tin besi, yang perlu dialas dengan kepingan plastik yang tebal).
a. Tangki untuk larutan nutrien.
b. Tenaga elektrik.
c. Pasu plastik kecil (jika perlu).
1 : Sistem Pengaliran Nutrien
Sistem Takung
Bagi sistem takung punca peralatan berikut adalah diperlukan:
i) Takung tanaman.
ii) Penutup (diperbuat daripada polisterin, plastik).
iii) Pasu plastik kecil (jika perlu).
KAEDAH PENANAMAN
Kedua-dua sistem penanaman di atas boleh menggunakan kaedah penanaman seperti berikut:-
Cara Mengubah:
1. Semai biji benih menggunakan pasir kasar atau sabut kelapa halus
2. Keluarkan anak benih (bersihkan akar anak benih)
3. Pindahkan anak benih ke tempat tanaman (Letakkan 1-2 pokok benih untuk satu lubang tanaman. Takung tanaman hannya mengandungi air sahaja.)
4. Selepas dua hari baja separuh kepekatan dilarutkan untuk menyokong pokok
5. Selepas tujuh hari, masukkan baki baja supaya larutan nutrien mencapai kepekatan penuh
Cara Semaian terus
• Sumbatkan benang basah dan tarik untuk buat sumbu
• Masukkan dalam lubang tempat tanaman yang mengandungi air
• Semaikan 2-3 biji benih atas benang basah
• Selepas 7-10 hari, masukkan baja (kepekatan penuh) dalam air
*Larutan nutrien perlu ditambah (tertakluk kepada keperluan) sehingga hasil dituai untuk kedua-dua kaedah penanaman.
Larutan Nutrien
Kadar baja yang diperlukan untuk sayur jenis daun jika larutan nutrien disediakan sendiri adalah seperti berikut :-
BAJA BERAT (g) UNSUR KEPEKATA N (bsj)
Ammonium nitrat 75 N 300
Kalium fosfat 40 P 80
Kalium nitrat 32 K 230
Kalsium klorida 55 Ca 200
Magnesium sulfat 18 Mg 36
Besi/Ferum (Fe-EDTA) 3.29 Fe 5
Boron 0.56 B 1.0
Manganous chloride 0.18 Mn 0.5
Kuprum sulfat 0.04 Cu 0.1
Zingkam sulfat 0.05 Zn 0.1
Ammonium molybate trace Mo trace
Baja komersil (Gred)
Pertanian atau industri
• Gred teknikal
Pembahasan
Dari data yang diperoleh antara tanaman kangkung dan tanaman sawi seperti yang terlihat pada tabel 1 dan tabel 2, terlihat secara jelas bahwa perbedaannya sangat jelas dalam hal pertumbuhan jumlah akar, panjang akar, jumlah daun, tinggi tanaman, dan tingkat kesuburan, pada tanaman kangkung dan sawi jumlah akarnya masing masing satu (1) tetapi panjang akarnya lebih panjang tanaman kangkung daripada tanaman sawi,sementara perbandingan antara jumlah daun dan tinggi tanaman dari kedua tanama dengan umur yang sama memiliki perbedaan yang sangat besar yaitu tanaman kangkung jumlah daun dua helai perpohon sementara tanaman sawi tiga helai perpohon, sementara itu perbandingan antara kedua tanaman tersebut dalam hal panjang tanaman dengan umur yang sama memiliki perbedaan bahwa tanaman kangkung rata-rata tingginya lebih panjang dibandingka dengan panjang rata-rata tanaman sawi.
Grafik data kelompok IV Pertumbuhan sawi dan kangkung NFT
Hal perbedaan di atas di sebabkan oleh daya tumbuh antara tanaman kangkung dan tanaman sawi berbeda, karena mememang kedua tanaman tersebut hubungan kekerabatannya tidak sama serta perlakuan media serta kondisi fisik kedua tanaman tersebut berbeda jauh.
Penyebab utama terjadinya perbedaan dalam pertumbuhan tanaman sayuran ini adalah masalah tempat pembiakan sistem NFT yang sama dengan jenis tanaman yang berbeda, tanaman kangkung tumbuh dengan baik dan subur karena tanaman kangkung termasuk tanaman yang menyerap unsur hara yang banyak dan karena tanaman kangkung ditanam dekat dengan kran air yang membawa nutrisi maka tanaman kangkung menyerap nutrisi sehingga nutrisi yang seharusnya disisakan untuk tanaman sawi akhirnya diserap semua oleh kangkung.
jadi tanaman sawi seharusnya di tanam pada media yang berbeda agar nutrisi atau pupuk yang diberikan benar-benar diserap oleh sawi, selain faktor persaingan di atas juga terjadi karena tanaman sawi di tanam paling selatan dan jauh dari kran serta aliran airnya sehingga larutan pupuknya mengendap di sekitar tanaman kangkung jadi tanaman sawi tidak mendapat bagian yang cukup.
Berdasarkan data pada tabel 3 di atas terlihat perbedaan antara tanaman kangkung dan tanaman sawi perbedaan tersebut saling mempenagruhi antara jumlah kar, panjang akar dan tinggi tanaman, angka hasil pertumbuhan sangat berbeda antara tanaman kangkung lebih besar dari pada tanaman sawi, seperti yang telah di jelaskan maka dapat di grafikkan hasil pertumbuhan antara tanaman kangkung dan sawi sebagai berikut
Sementara perolehan data berdasarkan pengamatan dan perlakuan masing-masing kelompok di kumpulkan untuk mengambil suatu kesimpulan, dan membandingkan pertumbuhan tanaman sawi dan kangkung antar tanaman, data diperoleh selama tiga minggu perlakuan.
setelah data-kelompok disatukan maka diperoleh hasil sebagai pada grafik berikut :
Grafik Perbandingan data kelompok kangkung NFT
Seperti kodratnya semakin lama tanaman sebagai mahluk hidup, terus aktif dalam pertumbuhan, semakin lama maka semaki besarpula perkembangan bagian organ-organ tubuh tanaman, selama tiga minggu pengamatan melakukan pengamatan dan pengukuran secara berkala, dari data-data yang telah dikumpulkan kemudian dibandingkan antara perkembangan akar tanaman, jumlah daun, tinggi tanaman, dan panjang akar, hasil dari rata-rata perkembangan tanaman yang di catac oleh enam kelompok tersebut dapat disajikan pada grafik berikut :
Grafik Perbandingan Rata-rata data golongan Sawi NFT
budidaya tanaman sayuran (kangkung dan sawi) secara keseluruhan dari hasil praktikum ini tanaman kangkung lebih berhasil tumbuh dari pada tanaman sawi, hal tersebut di gambarkan pada grafik berikut :
Grafik perbandingan petumbuhan antara tanaman kangkung dan sawi selama 2 minggu.
Dalam budidaya dengan sistem hidroponik ini membutuhkan suatu alat yang dapat menggerakan air dan menyalurkan campuran nutrisi kepada tanaman maka di sini alat mesin pompa air sangat diperlukan adapun alat tersebut mempunyai sistem kerja yaitu pada bak penampung air diisi denga air hingga sepertiga bagian sumur, dari susmur tersebut pupuk di larutkan dan larutan pupuk ini di alirkan dengan mesin dap air melalui paralon, larutan ini di alirkan pada wadah atau tempat di mana tanaman berada, sehingga tanaman dapat menyerap nutrisi yang di alirkan tersebut. sistem NFT ini perlu keadaan air yang selalu bergerak untuk alat ini dinyalakan atau di hidupkan selama setengah hari.
Tujuan menyalakan air dap atau kran ini adala untuk menggerakkan dan mengalirkan air agar selalu bergerak mendekati tanaman yang ada.
Kelebihan mesin ini adalah mampu menggerakan dan mengalirkan air dengan baik dan kerjanya konstan tidak berubah-ubah, sementara kelemahanya adalah aliran yang dihasilkan tidak deras sehingga pupuk muda mengendap di sekitar daerah dekat krannya saja, selain itu kelemahan yang lain adalah persediaan air yang kurang dan jauh dari tempat tanaman atau greenhouse sehingga tidak efektif dalam penyalurannya.
Iklim mikro merupakan kondisi iklim pada suatu ruang yang sangat terbatas, tetapi komponen iklim ini penting artinya bagi kehidupan tumbuhan, atau tanaman karena kondisi udara pada skala mikro ini yang akan berkontak langsung dengan tanaman.
Keadaan unsur-unsur iklim ini akan mempengaruhi tingkah laku dan metabolisme yang berlangsung pada tubuh Tanaman kangkung dan tanaman sawi mempengaruhi keadaan iklim mikro di sekitarnya.
Keberadaan bangunan fisik buatan manusia dan benda-benda alami pada suatu lingkungan juga mempunyai pengaruh terhadap iklim mikro setempat,
misalnya terhadap suhu udara, kecepatan arah angin, intensitas dan lama penyinaran yang diterima oleh suatu permukaan, dan kelembaban udara.
Keragaman dari unsur-unsur iklim ini disebabkan karena perbedaan kemampuan dari benda-benda tersebut dalam menyerap radiasi matahari, menyiram air, dan keragaman rupa fisiknya.
Pengetahuan tentang sifat-sifat benda atau bahan sehubungan dengan
kemampuannya untuk menyerap, memantulkan, atau meneruskan radiasi matahari serta kemampuannya dalam menyerap dan menahan air, sering dimanfaatkan menusia dalam usahanya untukmemodifikasi iklim mikro.
Modifikasi iklim mikro sering dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan
lingkungan yang lebih nyaman bagi manusia atau untuk menciptakan lingkungan yang lebih optimal (atau paling tidak lebih baik) untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Pendekatan lain untuk memodifikasi iklim mikro yang dilakukan manusia diantaranya adalah dengan merubah kelembaban udara, dan temperatur.
Kelembaban nisbi udara pada hakekatnya adalah nilai perbandingan antara
uap air yang terkandung dan gaya kandung maksimum uap air di udara pada suatu suhu dan tekanan tertentu, yang dinyatakan dalam persen.
Banyak faktor yang mempengaruhi dalam pertumbuha tanaman sayuran kangkung dan sawi denga media NFT ini diantaranya adalah sebagai berikut :
secara internal pertumbuhan tanaman di tentukan oleh faktor genetik, fisik, kandungan bahan kimiawi pada tanaman, varietas, fisiologis dan daya adaptasi, kesemuanya itu mempengaruhi dalam proses pertumbuhan dan pembelahan sel tanaman sayuran itu sendiri.
selain faktor internal yang banyak diketahui yaitu faktor eksternal yaitu meliputi : lingkungan, media, sistem, pupuk, mesin, suhu, kelembapan, pemeliharaan dan ketelitian dalam menghitung dan merawat.
dengan kenyataan yang ada semua faktor yang disebutkan di atas sangat mempengaruhi dalam pertumbuhan tanaman dengan sistem NFT untuk mengatasi permasalahan yang ada maka perlu ada upaya memperbaiki perlakuan dan menggunakan bahan yang sama untuk mendapatkan hasil yang baik.
dari semua kelemahan dan kendala serta perolehan hasil yang ada maka untuk memperbaiki dan memperoleh hasil yang lebih baik perlu menggunakan tanaman yang satu jenis agar memperoleh hasil yang optimal, dan karena hasil yang diperoleh tanaman kangkung baik maka tanaman kangkung tersebut cocok dibudidayakan denga cara hidroponik sistem NFT.
untuk tanaman sawi sebaiknya menggunakan media atau tempat tersendiri agar tanaman tersebut memperoleh pertumbuha yang optimal.
BAB.5. KESIMPULAN
Sesuai dengan tujuan dari kegiatan praktikum ini bahwa mahasiswa telah belajar tentang :
1. Bagaimana cara membudidayakan tanaman sayuran dengan sistem Hidroponi dengan cmenggunakan system NFT.
2. bagaimana cara pemberian pupuk pada system budidaya hidroponik, yitu memberikannya dengan cara melarutkan dalam air dan digerakan oleh air ke seluruh akar tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Sutopo, Lita. 1985. Teknologi Benih. Jakarta : Raja Wali
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Taksonomi Umum. Yogjakarta : Gajah Mada University Press
Tobing, Roni.1998. Menabur Benih Menuai Hasil. Jakarta : Yayasan Patmos
http// hidroponik sayuran kangkung.// minggu 15 maret 2009
http// www. Google.com
http://tumoutou.net/702_05123/luluk_prihastut_e.htm// senin 20 April 2008
0 komentar:
Posting Komentar