Hewan
avertebrata metazoa tingkat tinggi yang hidup di darat dapat tersusun dari
beberapa kelompok misalnya phyla Mollusca, Annelida dan Arthropoda banyak
dijumpai memiliki aktivitas di daratan. Achatina fulica dan Felicaulis
sp. Merupakan contoh Mollusca yang hidup di darat. Beragam spesies cacing
tanah dari genus Lumbricus dan Pheretima tersebar cukup luas di
daratan.
Phylum
Arthropoda yang memiliki anggota terbanyak nomor satu di dunia membewrikan
kontribusi terhadap pemahaman hewan avertebrata yang hidup di darat. Scalopendra,
julus, Heterometrus dan Valanga merupakan genus yang umum
dikenal oleh masyarakat pedesaan. Beragam anggota Orthoptera (jangkrik, kecoa,
belalang), Coleoptera (kumbang, dsb), Odonata (capung, dsb), Isoptera (rayap,
dsb), Lepidoptera (kupu-kupu) dan Diptera (nyamuk, lalat, dsb).
Class Gastropoda biasanya disebut keong
atau siput. Bentuk cangkang keong pada umumnya seperti kerucut dari tabung yang
melingkar seperti konde (gelung, whorl). Puncak kerucut merupakan bagian
yang tertua, disebut apex. Sumbu kerucut disebut columella. Gelung terbesar
disebut body whorl dan gelung-gelung di atasnya disebut spire (ulir). Alat
indera pada keong meliputi mata, tentakel, osphradia dan statocyt. Mata
sederhana atau kompleks, biasanya terletak di pangkal tentakel yang berfungsi
untuk mendeteksi perubahan intensitas cahaya. Tentakel sepasang atau dua pasang, selain mata
terdapat sel peraba dan chemoreceptor (Howells, 2005).
Kepiting
adalah binatang crustacea
berkaki sepuluh
dari infraordo Brachyura, yang biasanya mempunyai "ekor" yang sangat
pendek atau yang perutnya
sama sekali tersembunyi di bawah thorax. Kepiting umumnya ditutupi dengan exoskeleton
(kerangka luar) yang sangat keras dan dipersenjatai dengan sepasang capit.
Misalnya Scylla serata (kepiting bakau) memiliki tubuh yang lebar
dan melintang. Umumnya Scylla serata memiliki bagian yang tidak
berbeda dengan udang, tapi pada Scylla serata bagian abdomennya
tidak terlihat karena melipat ke dadanya. Kaki renangnya sudah tidak berfungsi
sebagai alat renang lagi. Telson dan uropod tidak ada. Karapaks menyatu dengan
epistome, kaki jalan yang pertama menjadi capit yang kuat, kaki ketiga tidak
pernah bercapit, sedangkan bentuk abdomen betina melebar dan setengah lonjong. Scylla serata jantan dan betina dapat dibedakan
dengan melihat bentuk abdomennya. Bentuk abdomen jantan lebih sempit dan
meruncing kedepan, sedangkan bentuk abdomen betina melebar dan setengah
lonjong. Scylla serata biasanya hidup dalam lubang-lubang atau
terdapat di pantai-pantai yang ditumbuhi bakau. Warnanya hijau kotor (Suwignyo,
et al., 2005).
Kepiting
merupakan salah satu hewan air yang banyak dijumpai di Indonesia dan merupakan
hewan anthropoda yang terbagi menjadi 4 famili yaitu Potunidae (kepiting
perenang), Xanthidae (kepiting lumpur), Cancridae (kepiting cancer), dan
Potamonidae (kepiting air tawar). Jenis yang paling popular sebagai bahan
makanan adalah Scylla serrata ukuran lebih dari 20 cm, yang lain adalah
Portunus pelagicus yang disebut rajungan. Kepiting dapat dikenal melalui bentuk
tubuhnya yang melebar melintang. Ciri khas yang dimiliki adalah karapaksnya
berbentuk pipih atau agak cembung dan heksagonal atau agak persegi. Ujung
pasangan kaki agak pipih dan berfungsi sebagai alat pendayung saat berenang
(Afrianto dan Liviawaty, 1992). Kepiting mempunyai lima pasang kaki;
sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak
digunakan untuk bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja
(misalnya, Raninoida),
perutnya terlipat di bawah cephalothorax.
Bagian mulut kepiting ditutupi
oleh maxilliped
yang rata dan bagian depan dari carapace
tidak membentuk sebuah rostrum
yang panjang. Insang
kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih (phyllobranchiate), mirip dengan
insang udang, namun dengan
struktur yang berbeda.
Dahi
kepiting di bagian antara kedua matanya terdiri dari empat buah gigi tumpul.
Tepi anterolateral terdapat sembilan buah gigi runcing, di tepi anterior
karapaks dilengkapi tangkai. Bila ada gangguan dari luar, sebagai pelindung
matanya. Diantara kedua mata terdapat mulut. Merus terdapat tiga buah duri
kokoh, satu buah di anteriol dan dua buah pada tepi posteriol. Carpus terdapat
sebuah duri kokoh sebelah dalam dan sudut bagian luar bulat dilengkapi satu
atau dua buah duri kecil (Soim, 1994). Kepiting memiliki 5 pasang kaki jalan.
Pasangan kaki mempunyai capit dan kaki V pipih seperti dayung. Capit kepiting
tidak kasar sedangkan rajungan kasar. Bentuk tubuh kepiting lebih bulat, ukuran
tubuhnya mempunyai panjang 2/3 dari lebar panjangnya. Warna karapaks kepiting
kehijauan. Karapaks kepiting permukaannya licin. Kepiting mempunyai dahi lebar
dan bergigi 4 hampir sama dan pada anterolateral 9 buah gigi runcing yang
ukurannya hampir sama.
Kepiting jantan dan kepiting betina dapat
dibedakan. Kepiting jantan, tempat organ kelamin menempel pada bagian perutnya
berbentuk segitiga dan agak meruncing sedangkan pada kepiting betina cenderung
membulat dan agak tumpul (Afrianto dan Liviawaty, 1992). Ruas-ruas abdomen pada
jantan sempit sedangkan pada kepiting betina lebih besar demikian juga dari
capit, capit pada jantan dewasa lebih panjang dari capit betina.
Pereiopod I (kepiting) besar dan panjang,
sedangkan pada yang betina mempunyai ciri-ciri berwarna dasar kehijauan dan
bercak putih kotor, pada abdomen operkulum agak membulat dan memiliki 4 pasang
pleopod. Pereiopod ke I ada capitnya, agak kecil dan langsing. Kepiting dan
rajungan mempunyai daur hidup yang sama. Kepiting dapat bertahan hidup
3-4 tahun. Pada umur 12-14 bulan, kepiting sudah dianggap dewasa dan dapat
dipijahkan. Telur kepiting yang sudah dibuahi akan menetas menjadi zoea dan
zoea akan tumbuh berkembang menjadi megalops kemudian menjadi rajungan muda dan
kepiting dewasa. Selama pertumbuhan, kepiting akan mengalami beberapa ganti
kulit karena rangka luar yang membungkus tubuhnya tidak dapat membesar sehingga
perlu dibuang dan diganti dengan rangka luar yang baru yang lebih besar. Untuk
menjadi dewasa zoea butuh waktu 20 kali ganti kulit (Afrianto dan Liviawaty,
1992).
Gastropoda
adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya.
Misalnya, Bekicot (Achatina fulica) hewan ini memiliki ciri khas berkaki
lebar dan pipih pada bagian ventral tubuhnya. Gastropoda bergerak lambat
menggunakan kakinya. Johnson (2003) menambahkan bahwa Gastropoda darat terdiri
dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Ujung tentakel
panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang.
Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan
pembau.Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas
menggunakan rongga mantel. Bagian-bagian morfologi gastropoda dapat meliputi
tentakel dorsal, mata, kepala, tentakel, kaki perut, sutura, apex dan ada yang
mempunyai garis pertumbuhan pada cangkangnya (Berthold, 1991).
DAFTAR
REFERENSI
Afrianto, E. dan E. Liviawaty, 1992. Pemeliharaan Kepiting, Kanisius,
Yogyakarta
Berthold, T. 1991.
Vergleichende anatomie, phylogenie and historische biogeography der
Ampullariidae (Mollusca: Gastropoda). Abhand Naturwiss Vereins Hambrug (NF),
29: 1-256.
Howells, R. 2005.
Invasive Applesnail In Texas: Status of these Harmful Snails through Spring
2005. Texas Parks and Wildlife Department, Texas.
Jasin, M. 1989. Sistematik Hewan (Invertebrata dan
Vertebrata). Sinar Wijaya, Surabaya.
Johnson, P. D.
2003. Sustaining America’s Aquatic Biodiversity Freshwater Snail Biodiversity
and Conservation. Virginia State University, Virginia.
Soim, A. 1997. Pembesaran Kepiting. Penebar
Swadaya, Jakarta
Suwignyo, S., Bambang, W., Yusli, W. Dan
Majariana, K. 2005. Avertebrata Air I. Penebar Swadaya, Jakarta.
v
BalasHapus