BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan kunci keberhasilan suatu kegiatan. Dalam masa pembangunan dewasa ini tidak hanya pria, tetapi juga perempuan sebagai penerus nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat, serta sebagai pelaku pembaharuan dituntut untuk berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat yang menunjang pembangunan. Untuk dapat menjalankan peranannya sebagai pembaharuan secara berdaya guna dan berhasil guna, perempuan perlu mengembangkan diri menjadi pemimpin yang tangguh tanpa meninggalkan kodratnya sebagai perempuan serta menjunjung tinggi harkat dan martabatnya.
Pada dasarnya kepemimpinan tidak membedakan siapa pelakunya, apakah dilakukan oleh laki-laki atau perempuan. Bagi kedua-duanyan berlaku persyaratan yang sama untuk menjadi pemimpin yang baik. Namun karena dalam perjalanan sejarah perempuan kurang mendapat kesempatan untuk menjalankan kepemimpinan dalam masyarakat, sekarang kita perlu meningkatkan kuantitas maupun kualitas perempuan sebagai pemimpin. Hal ini dapat diupayakan melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap perempuan agar dapat menjadi pemimpin yang baik.
Di negara Indonesia, setiap warga negara diharapkan bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang terkandung dalam Pancasila. Seorang pemimpin di negara Indonesia, diharapkan menjadi contoh teladan serta panutan orang-orang yang dipimpinnya, mau tidak mau harus bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan Pancasila. Ia harus melaksanakan butir-butir yang merupakan nilai-nilai dan norma-norma Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yang nyata. Perbuatannya tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai tersebut. Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang berarti tuntun, bina atau bimbing. Pimpin dapat pula berarti menunjukan jalan yang baik atau benar, tetapi dapat pula berarti mengepalai pekerjaan atau kegiatan. Dengan demikian, kepemimpinan adalah hal yang berhubungan dengan proses menggerakkan, memberikan tuntutan, binaan dan bimbingan, menunjukkan jalan, memberi keteladanan, mengambil resiko, mempengaruhi dan meyakinkan pihak lain, mengarahkan dan masih banyak lagi artinya. Perilaku kepemimpinan merupakan pola perilaku yang digunakan seseorang pada saat mencoba mempengaruhi perilaku orang lain untuk bekerjasama mencapai tujuan tertentu. Kelima macam perilaku kepemimpinan tersebut sama efektif, tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar, tergantung pada kemampuan pemimpin untuk menerapkan perilakunya sesuai dengan tingkat perkembangan pengikut dalam pelaksanaan tugas tertentu dan sifat masalah yang harus dipecahkan dan keputusan yang diambil. Setiap jamanmemilikipemimpinbesar. Perubahan sosial terjadi karena para pemimpin besar memulai dan memimpin perubahan dan menghalangi orang lain yang berusaha membawa masyarakat kearah yang berlawanan (James, 1980). Pemimpinakan berhasil apabila ia mampu menunjuk-kan kepada bawahannya apa yang akan diperoleh sebagai reward dan juga jalur perilaku (path) yang harus dilakukan bawahan untuk memperoleh reward tersebut(Jones, Evans, 1970).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud tentang kepemimpinan
2. Untuk mengetahui tentang kriteria dan karaketristik pemimpin yang baik
3. Agar mahasiswa dapat mengerti dan megetahui fungsi dari seirang pemimpin dan lebih menghargai peranan pemimpin di tengah anggotanya.
BAB 2. PEMBAHASAN
Pemimpin dan kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Banyak muncul pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan, antara lain :
1. Pemimpin adalah figur sentral yang mempersatukan kelompok (1942)
2. Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kel-ompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial
3. Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kel-ompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok.
4. Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk mem-peroleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerjasama yang besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah
5. Pemimpin adalah individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggo-ta kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.
Kepemimpian dipengaruhi oleh situasi dimana faktor-faktor tertentu dari situasi menentukan ciri-ciri pemimpin yang sesuai untuk situasi tersebut. Munculnya pemimpin dalam suatu organisasi tergantung pada aspek karakteristik birokrasi, organisasi informal, karakteristik hubungan antara atasan bawahan, rancangan tugas yang memungkinkan individu mencapai aktualisasi diri dan aspek kesesuaian antara sasaran organisasi dengan sasaran individual para anggotanya (Bennis, 1981). Karakteristik Pemimpin (Field-DynamicLaw -Brown, 1936):
Diakuisebagaianggotakelompok
Memilikihubunganinterpersonalyang kuat
Beradaptasidenganstrukturhubunganyang sudah ada
Memahamikearahaman strukturakan berubah
Sadar bahwa makin kuat kepemimpinan maka makna inti tidak bebas pemim-pin itu sendiri.
Fungsi kepemimpinan adalah menggerakkan orang yang dipimpin menuju tercapainya tujuan. Agar dapat menanamkan kepercayaan pada orang yang dipimpinnya dan menyadarkan bahwa mereka mampu berbuat sesuatu dengan baik. Disamping itu, pemimpin harus memiliki pikiran, tenaga dan kepribadian yang dapat menimbulkan kegiatan dalam hubungan antar manusia. Dalam kaitannya dengan kepemimpinan, maka terdapat aturan atau norma yang mengatur tentang kepemimpinan, yang disebut dengan etika kepemimpinan. Etika dimaksudkan sebagai pancaran moral yang baik, yang dimiliki seseorang, sehingga sehari-hari ia menampilkan tutur kata dan perbuatan yang dapat diterima oleh lingkungannya. Dengan demikian, moral dan etika merupakan suatu pengertian filosofis yang mendasar yang mempersoalkan nilai dalam hubungannya dengan sikap-sikap yang benar dan keliru serta motif-motif, tujuan-tujuan baik atau buruk suatu perbuatan. Dari hasil penelitian para ahli sudah banyak terbukti bahwa kegagalan organisasi tidak semata-mata terletak pada kurangnya pengetahuan, tetapi banyak yang disebabkan karena tidak adanya etika dalam organisasi tersebut. Keadaan ini mengakibatkan tidak adanya hubungan baik antara yang menggerakkan (pemimpin) dan yang digerakkan (anggota-anggotanya). Perbuatan tidak etis sebagai pertanda kelemahan moral tadi akan lebih parah akibatnya bila dimulai oleh pihak yang menggerakkan (pemimpin). Dalam keadaan demikian, akan mudah timbul penyimpangan, penyalahgunaan wewenang maupun tindakan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.
Etika kepemimpinan yang kita anut adalah etika kepemimpinan Pancasila, yang merupakan landasan bagi pemimpin untuk selalu : berwawas seorang pemimpin agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, dilandasi oleh beberapa kriteria sebagai berikut : 1. Selalu melandaskan diri pada nilai-nilai etis (kesulitan dan kebaikan). 2. Memilki satu atau beberapa kelebihan dalam pengetahuan, keterampilan, sosial, teknis maupun pengalaman. 3. Mampu melakukan kewajiban dan tugas dengan baik. 4. Memiliki sifat dewasa dan susila sehingga dapat bertanggung jawab secara etis, maupun membedakan hal yang baik dan buruk serta memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi. 5. Memiliki kemampuan mengendalikan diri yaitu mengendalikan pikiran, emosi, keinginan dan segenap perbuatan yang disesuaikan dengan norma-norma/ kaidah-kaidah kebaikan. Hal ini terpencar sebagai sikap moral yang baik dan bertanggung jawab. 6. Mentaati perintah-perintah dan larangan-larangan.an ke depan, rasional, memiliki keberanian, memiliki modal untuk membela kebenaran, tegas tetapi luwes dan bertanggung jawab atas perbuatan yang dipimpinnya.
Dalam teori kepemimpinan, terbagi atas beberapa tipe yang memiliki ciri dan karakter yang berbeda, antara lain :
1. Tipe Otokratik
Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif. Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan keakuannya, antara lain dalam bentuk :
a. kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka
b. pengutmaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
c. Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan. Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain :
Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya
dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya
bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
menggunakan pendekatan punitif dalamhal terhadinya penyimpangan
oleh bawahan.
2. Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.
3. Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
4. Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi. Karakteristik dan gaya kepemimpinan tipe ini adalah :
a. Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif
b. Pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pimpinan yang lebih rendah dan kepada petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang nyata-nyata menuntut keterlibatannya langsung.
c. Status quo organisasional tidak terganggu
d. Penumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindah yang inovatif diserahkan kepada para anggota organisasi yang bersangkutan sendiri.
e. Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai, intervensi pimpinan dalam organisasi berada pada tingkat yang minimum.
5. Tipe Demokratik
a. Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koor-dinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi.
b. Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan.
c. Melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya.
d. Memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat dan martabat manusia
e. Seorang pemimpin demokratik disegani bukannya ditakuti.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan pada hakekatnya merupakan suatu proses edukatif. Ini berarti bahwa seorang pemimpin seyogyanya tidak sekedar mempengaruhi aktivitas pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan tertentu, tetapi juga berusaha mengembangkan kemampuan dan kemauan pengikutnya dalam rangka mewujudkan kemandiriannya. Seorang pemimpin dapat menjalankan fungsinya dengan baik, dilandasi oleh beberapa kriteria sebagai berikut : 1. Selalu melandaskan diri pada nilai-nilai etis (kesulitan dan kebaikan). 2. Memilki satu atau beberapa kelebihan dalam pengetahuan, keterampilan, sosial, teknis maupun pengalaman. 3. Mampu melakukan kewajiban dan tugas dengan baik. 4. Memiliki sifat dewasa dan susila sehingga dapat bertanggung jawab secara etis, maupun membedakan hal yang baik dan buruk serta memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi. 5. Memiliki kemampuan mengendalikan diri yaitu mengendalikan pikiran, emosi, keinginan dan segenap perbuatan yang disesuaikan dengan norma-norma/ kaidah-kaidah kebaikan. Hal ini terpencar sebagai sikap moral yang baik dan bertanggung jawab. 6. Mentaati perintah-perintah dan larangan-larangan.
3.2 Saran
Kemampuan dan kemajuan kepemimpinan sangat dibutuhkan bagi Indonesia yang sedang membangun. Kepemimpinan Pancasila dengan pola kepemimpinan modern, yaitu berorientasi jauh ke depan, berlandaskan pola pikir ilmiah dan berpegang pada prinsip efisien dan efektif. Seorang pemimpin Pencasilais adalah pemimpin yang beretik.
1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan kunci keberhasilan suatu kegiatan. Dalam masa pembangunan dewasa ini tidak hanya pria, tetapi juga perempuan sebagai penerus nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat, serta sebagai pelaku pembaharuan dituntut untuk berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat yang menunjang pembangunan. Untuk dapat menjalankan peranannya sebagai pembaharuan secara berdaya guna dan berhasil guna, perempuan perlu mengembangkan diri menjadi pemimpin yang tangguh tanpa meninggalkan kodratnya sebagai perempuan serta menjunjung tinggi harkat dan martabatnya.
Pada dasarnya kepemimpinan tidak membedakan siapa pelakunya, apakah dilakukan oleh laki-laki atau perempuan. Bagi kedua-duanyan berlaku persyaratan yang sama untuk menjadi pemimpin yang baik. Namun karena dalam perjalanan sejarah perempuan kurang mendapat kesempatan untuk menjalankan kepemimpinan dalam masyarakat, sekarang kita perlu meningkatkan kuantitas maupun kualitas perempuan sebagai pemimpin. Hal ini dapat diupayakan melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap perempuan agar dapat menjadi pemimpin yang baik.
Di negara Indonesia, setiap warga negara diharapkan bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang terkandung dalam Pancasila. Seorang pemimpin di negara Indonesia, diharapkan menjadi contoh teladan serta panutan orang-orang yang dipimpinnya, mau tidak mau harus bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan Pancasila. Ia harus melaksanakan butir-butir yang merupakan nilai-nilai dan norma-norma Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yang nyata. Perbuatannya tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai tersebut. Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang berarti tuntun, bina atau bimbing. Pimpin dapat pula berarti menunjukan jalan yang baik atau benar, tetapi dapat pula berarti mengepalai pekerjaan atau kegiatan. Dengan demikian, kepemimpinan adalah hal yang berhubungan dengan proses menggerakkan, memberikan tuntutan, binaan dan bimbingan, menunjukkan jalan, memberi keteladanan, mengambil resiko, mempengaruhi dan meyakinkan pihak lain, mengarahkan dan masih banyak lagi artinya. Perilaku kepemimpinan merupakan pola perilaku yang digunakan seseorang pada saat mencoba mempengaruhi perilaku orang lain untuk bekerjasama mencapai tujuan tertentu. Kelima macam perilaku kepemimpinan tersebut sama efektif, tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar, tergantung pada kemampuan pemimpin untuk menerapkan perilakunya sesuai dengan tingkat perkembangan pengikut dalam pelaksanaan tugas tertentu dan sifat masalah yang harus dipecahkan dan keputusan yang diambil. Setiap jamanmemilikipemimpinbesar. Perubahan sosial terjadi karena para pemimpin besar memulai dan memimpin perubahan dan menghalangi orang lain yang berusaha membawa masyarakat kearah yang berlawanan (James, 1980). Pemimpinakan berhasil apabila ia mampu menunjuk-kan kepada bawahannya apa yang akan diperoleh sebagai reward dan juga jalur perilaku (path) yang harus dilakukan bawahan untuk memperoleh reward tersebut(Jones, Evans, 1970).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud tentang kepemimpinan
2. Untuk mengetahui tentang kriteria dan karaketristik pemimpin yang baik
3. Agar mahasiswa dapat mengerti dan megetahui fungsi dari seirang pemimpin dan lebih menghargai peranan pemimpin di tengah anggotanya.
BAB 2. PEMBAHASAN
Pemimpin dan kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Banyak muncul pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan, antara lain :
1. Pemimpin adalah figur sentral yang mempersatukan kelompok (1942)
2. Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kel-ompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial
3. Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kel-ompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok.
4. Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk mem-peroleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerjasama yang besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah
5. Pemimpin adalah individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggo-ta kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.
Kepemimpian dipengaruhi oleh situasi dimana faktor-faktor tertentu dari situasi menentukan ciri-ciri pemimpin yang sesuai untuk situasi tersebut. Munculnya pemimpin dalam suatu organisasi tergantung pada aspek karakteristik birokrasi, organisasi informal, karakteristik hubungan antara atasan bawahan, rancangan tugas yang memungkinkan individu mencapai aktualisasi diri dan aspek kesesuaian antara sasaran organisasi dengan sasaran individual para anggotanya (Bennis, 1981). Karakteristik Pemimpin (Field-DynamicLaw -Brown, 1936):
Diakuisebagaianggotakelompok
Memilikihubunganinterpersonalyang kuat
Beradaptasidenganstrukturhubunganyang sudah ada
Memahamikearahaman strukturakan berubah
Sadar bahwa makin kuat kepemimpinan maka makna inti tidak bebas pemim-pin itu sendiri.
Fungsi kepemimpinan adalah menggerakkan orang yang dipimpin menuju tercapainya tujuan. Agar dapat menanamkan kepercayaan pada orang yang dipimpinnya dan menyadarkan bahwa mereka mampu berbuat sesuatu dengan baik. Disamping itu, pemimpin harus memiliki pikiran, tenaga dan kepribadian yang dapat menimbulkan kegiatan dalam hubungan antar manusia. Dalam kaitannya dengan kepemimpinan, maka terdapat aturan atau norma yang mengatur tentang kepemimpinan, yang disebut dengan etika kepemimpinan. Etika dimaksudkan sebagai pancaran moral yang baik, yang dimiliki seseorang, sehingga sehari-hari ia menampilkan tutur kata dan perbuatan yang dapat diterima oleh lingkungannya. Dengan demikian, moral dan etika merupakan suatu pengertian filosofis yang mendasar yang mempersoalkan nilai dalam hubungannya dengan sikap-sikap yang benar dan keliru serta motif-motif, tujuan-tujuan baik atau buruk suatu perbuatan. Dari hasil penelitian para ahli sudah banyak terbukti bahwa kegagalan organisasi tidak semata-mata terletak pada kurangnya pengetahuan, tetapi banyak yang disebabkan karena tidak adanya etika dalam organisasi tersebut. Keadaan ini mengakibatkan tidak adanya hubungan baik antara yang menggerakkan (pemimpin) dan yang digerakkan (anggota-anggotanya). Perbuatan tidak etis sebagai pertanda kelemahan moral tadi akan lebih parah akibatnya bila dimulai oleh pihak yang menggerakkan (pemimpin). Dalam keadaan demikian, akan mudah timbul penyimpangan, penyalahgunaan wewenang maupun tindakan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.
Etika kepemimpinan yang kita anut adalah etika kepemimpinan Pancasila, yang merupakan landasan bagi pemimpin untuk selalu : berwawas seorang pemimpin agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, dilandasi oleh beberapa kriteria sebagai berikut : 1. Selalu melandaskan diri pada nilai-nilai etis (kesulitan dan kebaikan). 2. Memilki satu atau beberapa kelebihan dalam pengetahuan, keterampilan, sosial, teknis maupun pengalaman. 3. Mampu melakukan kewajiban dan tugas dengan baik. 4. Memiliki sifat dewasa dan susila sehingga dapat bertanggung jawab secara etis, maupun membedakan hal yang baik dan buruk serta memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi. 5. Memiliki kemampuan mengendalikan diri yaitu mengendalikan pikiran, emosi, keinginan dan segenap perbuatan yang disesuaikan dengan norma-norma/ kaidah-kaidah kebaikan. Hal ini terpencar sebagai sikap moral yang baik dan bertanggung jawab. 6. Mentaati perintah-perintah dan larangan-larangan.an ke depan, rasional, memiliki keberanian, memiliki modal untuk membela kebenaran, tegas tetapi luwes dan bertanggung jawab atas perbuatan yang dipimpinnya.
Dalam teori kepemimpinan, terbagi atas beberapa tipe yang memiliki ciri dan karakter yang berbeda, antara lain :
1. Tipe Otokratik
Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif. Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan keakuannya, antara lain dalam bentuk :
a. kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka
b. pengutmaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
c. Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan. Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain :
Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya
dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya
bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
menggunakan pendekatan punitif dalamhal terhadinya penyimpangan
oleh bawahan.
2. Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.
3. Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
4. Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi. Karakteristik dan gaya kepemimpinan tipe ini adalah :
a. Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif
b. Pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pimpinan yang lebih rendah dan kepada petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang nyata-nyata menuntut keterlibatannya langsung.
c. Status quo organisasional tidak terganggu
d. Penumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindah yang inovatif diserahkan kepada para anggota organisasi yang bersangkutan sendiri.
e. Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai, intervensi pimpinan dalam organisasi berada pada tingkat yang minimum.
5. Tipe Demokratik
a. Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koor-dinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi.
b. Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan.
c. Melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya.
d. Memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat dan martabat manusia
e. Seorang pemimpin demokratik disegani bukannya ditakuti.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan pada hakekatnya merupakan suatu proses edukatif. Ini berarti bahwa seorang pemimpin seyogyanya tidak sekedar mempengaruhi aktivitas pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan tertentu, tetapi juga berusaha mengembangkan kemampuan dan kemauan pengikutnya dalam rangka mewujudkan kemandiriannya. Seorang pemimpin dapat menjalankan fungsinya dengan baik, dilandasi oleh beberapa kriteria sebagai berikut : 1. Selalu melandaskan diri pada nilai-nilai etis (kesulitan dan kebaikan). 2. Memilki satu atau beberapa kelebihan dalam pengetahuan, keterampilan, sosial, teknis maupun pengalaman. 3. Mampu melakukan kewajiban dan tugas dengan baik. 4. Memiliki sifat dewasa dan susila sehingga dapat bertanggung jawab secara etis, maupun membedakan hal yang baik dan buruk serta memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi. 5. Memiliki kemampuan mengendalikan diri yaitu mengendalikan pikiran, emosi, keinginan dan segenap perbuatan yang disesuaikan dengan norma-norma/ kaidah-kaidah kebaikan. Hal ini terpencar sebagai sikap moral yang baik dan bertanggung jawab. 6. Mentaati perintah-perintah dan larangan-larangan.
3.2 Saran
Kemampuan dan kemajuan kepemimpinan sangat dibutuhkan bagi Indonesia yang sedang membangun. Kepemimpinan Pancasila dengan pola kepemimpinan modern, yaitu berorientasi jauh ke depan, berlandaskan pola pikir ilmiah dan berpegang pada prinsip efisien dan efektif. Seorang pemimpin Pencasilais adalah pemimpin yang beretik.
0 komentar:
Posting Komentar